Langsung ke konten utama

Teknis Pelaksanaan Pendampingan SPMI



Seusai melaksanakan Workshop Sekolah Model dan Workshop SPMI di 16 Sekolah setiap kabupaten sekolah, maka langkah selanjutnya adalah pendampingan Pelaksanaan di Sekolah Model. Untuk Panduan Pelaksanaan bisa di download pada link  final-panduan-pelaksanaan-pendampingan-spmi
Setelah baca-baca Panduan Pelaksanaan Pendampingan SPMI, ada beberapa hal pokok yang sangat penting dilakukan oleh para Pendamping (Fasilitator Nasioanal,Fasilitator daerah dan Istilah sejenisnya yang terlibat) dan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah yaitu:

1.     Reviu Paska Pelatihan
Kegiatan 1
Tujuan :

Sekolah dapat menindaklanjuti hasil yang didapatkan selama pelatihan SPMI.
Tugas yang perlu dilakukan oleh pendamping saat mendampingi kegiatan ini adalah:
  • Melakukan reviu terhadap pemahaman terkait SPMI.
  • Melakukan reviu rencana tindak lanjut paska pelatihan yang dibuat oleh sekolah.
Rencana tindak lanjut didalamnya termuat hal-hal berikut:
(1) Pembentukan TPMPS
(2) Sosialisasi SPMI
(3) Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
(4) Perencanaan Pemenuhan Mutu
(5) Pelaksanaan Pemenuhan Mutu
(6) Evaluasi/Monitoring Pemenuhan Mutu
Pendamping mengajak sekolah mendetailkan rencana dengan menanyakan apa yang telah dan akan dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang akan dilibatkan dan bagaimana melakukannya terkait 6 (enam) hal diatas.
  • Mengajak sekolah menyepakati bersama dan berkomitmen untuk menjalankan kesepakatan hasil reviu.
Kegiatan ini bermanfaat bagi pendamping untuk memahami lebih dalam terkait kondisi awal tingkat pemahaman, kemampuan dan komitmen sekolah dalam pelaksanaan SPMI di sekolah sehingga pendamping dapat menentukan metode apa yang sesuai dengan kondisi sekolah yang didampingi.
Tujuan :
Sekolah dapat menindaklanjuti hasil yang didapatkan selama pelatihan SPMI.
Tugas yang perlu dilakukan oleh pendamping saat mendampingi kegiatan ini adalah:
  • Melakukan reviu terhadap pemahaman terkait SPMI.
  • Melakukan reviu rencana tindak lanjut paska pelatihan yang dibuat oleh sekolah.
Rencana tindak lanjut didalamnya termuat hal-hal berikut:
1) Pembentukan TPMPS
2) Sosialisasi SPMI
3) Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
4) Perencanaan Pemenuhan Mutu
5) Pelaksanaan Pemenuhan Mutu
6) Evaluasi/Monitoring Pemenuhan Mutu
Pendamping mengajak sekolah mendetailkan rencana dengan menanyakan apa yang telah dan akan dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang akan dilibatkan dan bagaimana melakukannya terkait 6 (enam) hal diatas.
  • Mengajak sekolah menyepakati bersama dan berkomitmen untuk menjalankan kesepakatan hasil reviu.
Kegiatan ini bermanfaat bagi pendamping untuk memahami lebih dalam terkait kondisi awal tingkat pemahaman, kemampuan dan komitmen sekolah dalam pelaksanaan SPMI di sekolah sehingga pendamping dapat menentukan metode apa yang sesuai dengan kondisi sekolah yang didampingi.
Luaran :

  1. Lembar refleksi terhadap hasil pelatihan
  2. Rencana Tindak Lanjut yang telah direviu
Kegiatan 2
Tujuan :
Sekolah dapat melakukan pembentukan TPMPS untuk mengawal SPMI.
Tugas yang perlu dilakukan oleh pendamping saat mendampingi kegiatan ini adalah:
  1. Menggali kesadaran sekolah akan perlunya organisasi yang mengawal SPMI.
  2. Mengarahkan pembentukan TPMPS.
Pembentukan TPMPS harus memperhatikan hal-hal berikut:
  • Keanggotaan tim terdiri dari Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Kependidikan, Komite.
  • Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua tim, pengembang sekolah dan evaluator internal.


Rincian tugas tim minimal memuat di bawah ini:
a) mengkoordinasikan pelaksanaan penjaminan mutu;
b) melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan supervisi terhadap pelaku pendidikan dalam pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan;
c) melaksanakan pemetaan mutu pendidikan berdasarkan data mutu pendidikan;
d) melakukan monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah dilakukan; dan
e) memberikan rekomendasi strategi pemenuhan mutu berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kepada kepala Rincian tugas tersebut terdistribusi ke anggota.
  • Penyediaan sumber daya untuk keberlangsungan tim
  1. Membahas kendala, masalah dan solusi yang timbul dari kegiatan pembentukan TPMPS.
  2. Melakukan reviu terkait bagaimana keterlibatan TPMS dalam pelaksanaan SPMI dan koordinasi pendampingan.
Luaran :

  1. Surat Keputusan Pembentukan TPMPS
  2. Struktur Organisasi TPMPS
  3. Jurnal Kegiatan TPMPS
2.              Reviu Pelaksanaan Sosialisasi SPMI
Tujuan :
Sekolah dapat menyosialisasikan SPMI kepada pemangku kepentingan.
Sosialisasi SPMI tidak mengharuskan adanya kehadiran pendamping saat acara berlangsung. Hal ini untuk menumbuhkan kemandirian, kepercayaan diri, kerjasama, pemahaman, kemampuan dan komitmen sekolah dalam pelaksanaan SPMI.
Tugas yang perlu dilakukan oleh pendamping saat mendampingi kegiatan ini adalah:
  • Menggali esensi pelaksanaan sosialisasi
  • Membahas pelaksanaan sosialisasi SPMI.
Pelaksanaan sosialisasi SPMI melibatkan berbagai macam pihak diantaranya:
(1) Kepala Sekolah/Wakil Kepala Sekolah
(2) Seluruh Guru dan Tenaga Kependidikan
(3) Pengawas Sekolah
(4) Pejabat Pemerintah Daerah
(5) Orang tua siswa
(6) Komite Sekolah
(7) Dunia usaha dan dunia industri (DUDI)
(8) Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama
  • Melakukan reviu dan refleksi pelaksanaan sosialisasi spmi terkait kendala, masalah, solusi, manfaat serta tanggapan pemangku kepemangku kepentingan yang terlibat terhadap  pelaksanaan
  • Memberikan masukan dan saran terhadap hasil pelaksanaan sosialisasi SPMI oleh sekolah kepada pemangku kepentingan sekolah.
  • Memperbarui rencana tindak lanjut (jika diperlukan) yang telah disusun pada kegiatan pendampingan sebelumnya
Luaran :
a. Dokumentasi pelaksanaan sosialisasi
b. Lembar refleksi terhadap pelaksanaan sosialisasi
c. Rencana Tindak Lanjut yang telah direviu dan diperbarui
3. Pendampingan Pemetaan Mutu
Tujuan :
  1. Sekolah terampil melakukan EDS dan memiliki profil mutu berdasarkan SNP.
  2. Sekolah terampil membuat analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat – Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman) yang berisi potensi keunggulan berikut faktor-faktor penghambat baik internal maupun eksternal sekolah
  3. Sekolah mampu mengidentifikasi akar permasalahan dalam pemenuhan SNP.
    Kegiatan ini harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan internal dan eksternal sekolah.
Tugas yang perlu dilakukan oleh pendamping saat mendampingi kegiatan ini adalah:
  • Merefleksi pemahaman sekolah terkait tujuan EDS dan kegunaan profil mutu sekolah.
  • Menggali pemahaman terhdap indikator-indikator dalam SNP
  • Mengajak sekolah menentukan indikator mutu berdasarkan SNP
  • Membahas kendala, masalah dan solusi dalam penentuan indikator SNP
  • Mengajak sekolah menyusun atau memilih instrumen EDS yang sesuai dengan indikator dalam SNP yang telah ditentukan sebelumnya
  • Memastikan sekolah menggunakan sumber data EDS yang tepat.
  • Membantu sekolah dalam memilih teknik pengumpulan data EDS yang tepat.
  • Meminta sekolah menyusun gambaran kondisi sekolah sesuai indikator dan data yang terkumpul
  • Memastikan pemahaman sekolah telah memahami analisis SWOT.
  • Membimbing sekolah melakukan analisis SWOT
  • Membahas hasil analisis SWOT dan interpretasinya
  • Mengajak sekolah mengidentifikasikan masalah yang muncul dari analisis SWOT.
  • Membimbing sekolah dalam menentukan akar permasalahan dari setiap masalah utama yang ditemukan.
  • Meminta sekolah menyusun dokuman hasil pemetaan mutu
Luaran :
Dokumen pemetaan mutu yang memuat
  1. Indikator mutu
    b. Kondisi mutu sekolah
    c. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman
  2. Permasalahan yang ditemukan
    e. Akar permasalahan yang teridentifikasi
4. Pendampingan Penyusunan Rencana Pemenuhan Mutu
Tujuan :

  • Sekolah dapat menindaklanjuti hasil EDS untuk pemenuhan SNP.
  • Sekolah terampil melakukan perencanaan untuk mengatasi permasalah sesuai dengan skala prioritas
    Tugas yang perlu dilakukan oleh pendamping saat mendampingi kegiatan ini adalah:
  1. Mendampingi sekolah dalam melakukan revisi RKAS jika memungkinkan atau menginventaris kegiatan untuk penyusunan RKAS tahun m Usulan program dan/atau kegiatan sebagai bahan penyusunan RKAS tahun berikutnya dipilih berdasarkan tingkat kemungkinan untuk dilaksanakan.
  2. Membahas bersama untuk mengidentifikasi revisi program dan/atau kegiatan dalam RKAS yang sudah ada.
  3. Mendampingi sekolah dalam melakukan kajian RKAS yang ada disekolah berdasarkan hasil pemetaan dan perencanaan.
  4. Mendampingi sekolah dalam mengidentifikasi penanggung jawab, sasaran dan pihak yang terlibat dalam setiap kegiatan.
  5. Mendampingi sekolah dalam menetapkan target output setiap program dan kegiatan yang direncanakan sekolah
  6. Mendampingi sekolah dalam menentukan indikator keberhasilan program dan kegiatan yang direncanakan sekolah
  7. Mendampingi sekolah dalam merencanakan program dan kegiatan yang relevan untuk menyelesaikan permasalahan
  8. Memberi arahan sekolah untuk menyusun skala prioritas permasalahan yang akan diselesaikan. Penentuan skala prioritas penanganan masalah dilakukan dengan mem-pertimbangkan ketersediaan sumberdaya dan tingkat kepentingan.
  • Membahas kendala, permasalahan dan solusi dalam melakukan perencanaan pemenuhan mutu.
  • Meminta sekolah menyusun dokumen perencanaan berdasarkan kesepakatan selama kegiatan ini.
Luaran :

  1. Dokumen rencana pemenuhan yang memuat program, kegiatan, sasaran, penang-gungjawab, indikator keberhasilan, pihak yang terlibat dan target yang akan dicapai.
  2. Hasil revisi dan usulan RKAS
5. Pendampingan Pelaksanaan Pemenuhan Mutu
Tujuan :

  1. Sekolah terampil melaksanakan pemenuhan mutu dalam bidang manajemen sesuai dengan perencanaan/RKAS.
  2. Sekolah terampil dalam melaksanakan pemenuhan mutu dalam bidang akademik sesuai dengan perencanaan/RKAS.
Tugas yang perlu dilakukan oleh pendamping saat mendampingi kegiatan ini adalah:
  1. Mengajak mereviu kesesuaian pelaksanaan program/kegiatan yang sudah dilakukan dengan perencanaan yang sudah dibuat baik dari aspek jadwal, biaya dan proses.
  2. Mengajak membahas pencapaian indikator mutu yang sesuai kegiatan yang sedang dilaksanakan
  3. Membahas pelaksanaan pemenuhan mutu terkait:
    • Bedah, penyusunan dan perbaikan dokumen sekolah (KTSP, Silabus dan RPP).
    • Pengembangan kompetensi guru.
    • Membahas hasil pelaksanaan supervisi pembelajaran/akademik/kelas.
    • Pengembangan pembelajaran intra dan ekstra kurikuler.
    • Pengembangan strategi proses pembelajaran.
    • Pengelolaan sarana-prasarana.
    • Pengelolaan keuangan.
  4. Membahas kendala, masalah dan solusi pelaksanaan kegiatan pemenuhan.
  5. Mengulas keterlibatan dan peran pemangku kepentingan internal dan eksternal dalam melaksanakan pemenuhan mutu.
  6. Memastikan sekolah melakukan tindak lanjut hasil temuan evaluasi jika telah dilakukan pemantauan dan evaluasi.
  7. Mengarahkan sekolah agar menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pemenuhan.
Luaran :
a. Dokumen pelaksanaan pemenuhan
b. Dokumen tindak lanjut evaluasi pelaksanaan
c. Dokumen sekolah (KTSP, Silabus dan RPP) yang diperbaiki
d. Hasil reviu pembahasan kegiatan pemenuhan
6. Pendampingan Evaluasi Pemenuhan Mutu
Tujuan :
Sekolah terampil melakukan evaluasi terhadap pelaksanakan pemenuhan mutu.
Tugas yang perlu dilakukan oleh pendamping saat mendampingi kegiatan ini adalah:
  1. Mendampingi TPMPS dalam menyusun instrumen evaluasi pelaksanaan sesuai indikator mutu dan permasalahan yang akan diselesaikan.
  2. Mendampingi TPMPS menyusun rencana pelaksanaan evaluasi
  3. Mendampingi TPMPS memantau pelaksanaan evaluasi
  4. Mendampingi TPMPS merencanakan tindaklanjut hasil evaluasi.
  5. Mendampingi TPMPS menelaah laporan evaluasi .
Luaran :
Dokumen evaluasi yang memuat:
a. Instrumen evaluasi
b. Rencana pelaksanaan evaluasi
c. Skema pelaksanaan evaluasi
d. Hasil tindak lanjut evaluasi
e. Kesimpulan
7. Pelaporan Pendampingan
Penyusunan laporan pendampingan dilakukan oleh pendamping bersama sekolah. Laporan berisi antara lain latar belakang, dasar hukum, tujuan, sasaran, pelaksanaan pendampingan dan hasil pelaksanaan yang berupa lampiran dari setiap kegiatan pendampingan. Laporan digandakan untuk dikirimkan sebagai pertanggungjawaban kepada lembaga terkait dan juga sebagai arsip pendamping dan sekolah.
Itulah tujuh hal pokok yang perlu dilaksanakan dalam pendampingan SPMI di sekolah Model

Postingan populer dari blog ini

Transformasi Lorentz (relativitas Kecepatan)

Pada transformasi Galileo telah dikemukakan bahwa selang waktu pengamatan terhadap suatu peristiwa yang diamati oleh pengamat yang diam dengan pengamat yang relatif bergerak terhadap peristiwa adalah sama ( t = t’ ) . Hal inilah yang menurut Einstein tidak benar, selang waktu pengamatan antara pengamat yang diam dan pengamat yang bergerak relatif adalah tidak sama ( t ≠ t’ ) . Transformasi Lorentz pertama kali dikemukaan oleh Hendrik A. Lorentz, seorang fisikawan dari Belanda   pada tahun 1895. Karena waktu pengamatan oleh pengamat yang diam pada kerangka acuan S dan pengamat yang bergerak pada kerangka acuan S’ hubungan transformasi pada Galileo haruslah mengandung suatu tetapan pengali   yang disebut tetapan transformasi.   Sehingga persamaan yang menyatakan hubungan antara koordinat pada kerangka acuan S dan S’ dituliskan sebagai berikut : Transformasi Lorentz          x’ =   ϒ (x – v.t), y’ = y, z’ = z    dan    t’ ≠ t                   .... (9.6) Kebali

Gaya Pemulih pada Pegas

1.   Gaya Pemulih   Gaya pemulih dimiliki oleh setiap benda elastis yang terkena gaya sehingga benda elastis tersebut berubah bentuk. Gaya yang timbul pada benda elastis untuk menarik kembali benda yang melekat padanya disebut gaya pemulih. Akibat gaya pemulih tersebut, benda akan melakukan gerak harmonik sederhana. Dengan demikian, pada benda yang melakukan gerak harmonik sederhana bekerja gaya pemulih yang selalu mengarah pada titik kesetimbangan benda. a. Gaya Pemulih pada Pegas Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh karena sifat elastisnya ini, suatu pegas yang diberi gaya tekan atau gaya regang akan kembali ke keadaan setimbangnya mula-mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan. Perhatikan gambar, anggap mula-mula benda berada pada posisi y = 0 sehingga pegas tidak tertekan atau teregang. Posisi seperti ini dinamakan posisi keseimbangan. Ketika benda ditekan ke bawah (y = –) pegas akan menarik benda ke atas, menuju posisi keseimbangan. Sebaliknya jik

Teori Kuantum Planck

Perkembangan teori tentang radiasi mengalami perubahan besar  pada saat Planck menyampaikan teorinya tentang radiasi benda hitam. Planck mulai bekerja pada tahun 1900. Planck mulai  mempelajari sifat dasar dari getaran molekul-molekul pada dinding rongga benda hitam. Dari hasil pengamatannya Planck membuat simpulan sebagai berikut. Setiap benda yang mengalami radiasi akan memancarkan energinya secara diskontinu (diskrit) berupa paket-paket energi. Paket-paket energi ini dinamakan kuanta (sekarang dikenal sebagai foton) . Energi setiap foton sebanding dengan frekuensi gelombang radiasi dan dapat dituliskan : E = h f                     dengan  :  E  =  energi foton (joule)                   f   =  frekuensi foton (Hz)                   h  =  tetapan Planck (h = 6,6.10 -34 Js) Jika suatu gelombang elektromegnetik seperti cahaya memiliki banyak foton maka energinya memenuhi hubungan berikut.         E = nhf Persamaan yang sangat berkaitan dengan hubungan di atas adal