Penilaian hasil belajar dilakukan oleh Pendidik dan oleh satuan
pendidikan
A. Penilaian
hasil belajar oleh
pendidik
Penilaian hasil belajar
oleh pendidik adalah
proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran
peserta didik dalam aspek
sikap, aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan yang
dilakukan secara terencana
dan sistematis, untuk
memantau proses,kemajuan belajar,
dan perbaikan hasil belajar melalui penilaian
harian.
Perancangan strategi
penilaian oleh pendidik
dilakukan pada saat
penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dalam bentuk penilaian autentik dan juga non-autentik.
Bentuk penilaian autentik mencakup penilaian berdasarkan pengamatan, tugas ke
lapangan, portofolio, proyek, produk, jurnal, kerja laboratorium dan unjuk
kerja, serta penilaian diri.
Bentuk penilaian non-autentik mencakup tes, penilaian akhir semester, penlaian akhir
tahun, dan ujian.
Penilaian
Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi:
1.
penilaian
aspek sikap dilakukan
melalui observasi/pengamatan (yang dicatat dalam jurnal)
sebagai sumber informasi
utama dan pelaporannya
menjadi tanggungjawab wali
kelas atau guru kelas, Penilaian sikap KI 1 & KI 2 sdh ditiadakan di setiap mata pelajaran hanya agama dan
ppkn namun KI tetap dicantumkankan dlm penulisan RPP.
2.
penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui
tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan sesuai dengan
kompetensi yang dinilai.
3.
penilaian
keterampilan dilakukan
melalui praktik, produk, proyek, portofolio,
dan/atau teknik lain
sesuai dengan kompetensi yang
dinilai.
Bentuk hasil
penilaian oleh Pendidik meliputi:
1.
Hasil penilaian pencapaian sikap oleh pendidik
disampaikan dalam bentuk predikat atau deskripsi.
2.
Hasil
penilaian pencapaian pengetahuan
dan keterampilan oleh pendidik
disampaikan dalam bentuk
angka (Skala penilaian menjadi
1-100) dan/atau deskripsi; dan peserta didik yang belum mencapai KKM harus
mengikuti pembelajaran remedi. Nilai Remedial adalah nilai yg dicantumkan dalam
hasil.
Kriteria
Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria
ketuntasan belajar yang
ditentukan oleh Satuan Pendidikan
yang mengacu pada
standar kompetensi kelulusan, dengan
mempertimbangkan karakteristik
peserta didik, karakteristik
mata pelajaran, dan kondisi
Satuan Pendidikan
Penilaian
hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan
sumatif dalam penilaian, dan bertujuan untuk:
1.
mengetahui tingkat penguasaan kompetensi.
2.
menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi.
3.
menetapkan
program perbaikan atau
pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaan kompetensi. dan
4.
memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian hasil
belajar peserta didik
pada jenjang Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah didasarkan
pada prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a.
sahih,
berarti penilaian didasarkan
pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur;
b.
objektif,
berarti penilaian didasarkan
pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
subjektivitas penilai;
c.
adil,
berarti penilaian tidak
menguntungkan atau merugikan
peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar
belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status
sosial ekonomi, dan gender;
d.
terpadu,
berarti penilaian oleh
pendidik merupakan salah satu
komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
e.
terbuka,
berarti prosedur penilaian,
kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat
diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
f.
menyeluruh
dan berkesinambungan, berarti
penilaian oleh pendidik mencakup
semua aspek kompetensi
dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik;
g.
sistematis,
berarti penilaian dilakukan
secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku;
h.
beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan
pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan; dan
i.
akuntabel,
berarti penilaian dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
B. Penilaian
hasil belajar oleh
satuan pendidikan
Penilaian hasil belajar
oleh satuan pendidikan
adalah proses pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek pengetahuan dan aspek keterampilan
yang dilakukan secara terencana dan sistematis dalam bentuk penilaian akhir/ penilaian akhir tahun dan ujian sekolah.
Penilaian dimulai dengan perencanaan pada saat menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada silabus.
C. Penilaian Sikap,
Pengetahuan, dan Keterampilan
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah
penilaian terhadap kecenderungan
perilaku peserta didik
sebagai hasil pendidikan, baik
di dalam kelas
maupun di luar
kelas.
penilaian sikap ditujukan
untuk mengetahui capaian dan membina perilaku serta budi pekerti peserta
didik sesuai butir-butir sikap
dalam Kompetensi Dasar
(KD) pada Kompetensi
Inti Sikap Spiritual
(KI-1) dan Kompetensi Inti Sikap
Sosial (KI-2).
Penilaian sikap KI-1
& KI-2 sdh ditiadakan di setiap mata pelajaran hanya agama dan ppkn namun KI
tetap dicantumkankan dlm penulisan RPP.
Penilaian sikap spiritual dan sikap sosial dilakukan secara
berkelanjutan oleh guru mata pelajaran (agama dan ppkn), guru
Bimbingan Konseling (BK),
dan wali kelas
dengan menggunakan observasi. Selain itu, dapat dilakukan penilaian
diri (self assessment) dan penilaian antarteman (peer assessment) dalam
rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya
dapat dijadikan sebagai salah satu data untuk konfirmasi hasil penilaian sikap
oleh pendidik.
Berikut ini contoh
indikator sikap spiritual
yang dapat digunakan
untuk semua mata
pelajaran: (1) berdoa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan. (2) menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut. (3) memberi
salam pada saat awal dan akhir kegiatan. (4)
bersyukur atas nikmat
dan karunia Tuhan
Yang Maha Esa.
(5) mensyukuri kemampuan manusia
dalam mengendalikan diri.
(6) bersyukur ketika
berhasil mengerjakan
sesuatu. (7) berserah
diri (tawakal) kepada Tuhan
setelah berikhtiar atau melakukan usaha.
(8) menjaga lingkungan
hidup di sekitar
satuan pendidikan. (9) memelihara hubungan
baik dengan sesama
umat ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa. (10) bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa sebagai bangsa Indonesia. (11) menghormati orang lain yang menjalankan
ibadah sesuai dengan agama yang dianut.
Berikut contoh indikator-indikator umum
sikap sosial:
Jujur, Disiplin, Tanggung jawab, Toleransi, Gotong royong, Santun atau sopan, Percaya diri
Teknik penilaian
sikap dijelaskan pada skema berikut
Observasi
Observasi dalam penilaian sikap peserta didik merupakan
teknik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku. Asumsinya setiap peserta didik pada dasarnya
berperilaku baik sehingga yang perlu dicatat hanya perilaku yang sangat baik (positif) atau kurang baik
(negatif) yang berkaitan dengan indikator sikap spiritual dan sikap sosial.
Catatan hal-hal positif
dan menonjol digunakan
untuk menguatkan perilaku positif,
sedangkan perilaku negatif
digunakan untuk pembinaan.
Hasil observasi
dicatat dalam jurnal yang dibuat selama
satu semester oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan
wali kelas. Satu jurnal digunakan
untuk satu kelas jangka waktu satu semester.
Tabel 2.1:
Contoh format dan pengisian jurnal guru mata pelajaran
Nama Satuan pendidikan :
SMA X, Jakarta
Tahun pelajaran
:
2014/2015
Kelas/Semester
:
X / Semester I
Mata Pelajaran :
Kimia
No
|
Waktu
|
Nama
|
Kejadian/Perilaku
|
Butir Sikap
|
Pos/ Neg
|
Tindak Lanjut
|
1
|
5/8/2014
|
Adi
|
Meninggalkan
laboratorium tanpa membersihkan meja dan alat bahan yang sudah dipakai
|
Tanggung
jawab
|
-
|
Dipanggil
untuk membersihkan meja dan alat bahan yang sudah dipakai.Dilakukan
pembinaan.
|
2
|
12/8/
2014
|
Meity
|
Melapor
kepada pendidik bahwa dia memecahkan gelas kimia tanpa sengaja ketika sedang
melakukan praktikum
|
Jujur
|
+
|
Diberi
apresiasi/ pujian atas kejujurannya.Diingatkan agar lain kali lebih
berhati-hati
|
3
|
12/8/
2014
|
Rudy
|
Membantu
member- sihkan gelas kimia yang dipecahkan oleh temannya
|
Gotong
royong
|
+
|
Diberi
apresiasi/ pujian
|
4
|
3/9/2014
|
Ellya
|
Menyajikan
hasil diskusi kelompok dan menjawab sanggahan kelompok lain dengan tegas
menggunakan argumentasi yang logis dan relevan
|
Percaya
diri
|
+
|
Diberi
apresiasi/ pujian
|
5
|
14/10/
2014
|
Lucia
|
Tidak
mengumpulkan tugas kimia
|
Disiplin
|
_
|
Ditanya apa alasannya
tidak mengumpulkan tugas, agar
selanjutnya
selalu mengumpulkan tugas
|
Jika seorang peserta didik menunjukkan perilaku yang kurang
baik, pendidik harus segera menindaklanjuti dengan melakukan pendekatan dan
pembinaan, secara bertahap peserta didik tersebut dapat menyadari dan memperbaiki
sendiri perilakunya sehingga menjadi lebih baik.
Tabel 2.2 dan Tabel 2.3 berturut-turut menyajikan contoh
jurnal penilaian sikap spiritual dan sikap sosial yang dibuat oleh wali kelas
dan/atau guru BK.
Tabel 2.2
Contoh Jurnal Penilaian Sikap Spiritual yang dibuat guru BK atau wali kelas
Nama Satuan pendidikan :
SMA X, Jakarta
Kelas/Semester :
X/Semester I
Tahun pelajaran :
2014/2015
No
|
Waktu
|
Nama
|
Kejadian/Perilaku
|
Butir Sikap
|
Pos/Neg
|
1
|
12/7/2014
|
Adi
|
Tidak
mengikuti sholat Jum’at yang dilaksanakan di sekolah
|
Ketakwaan
|
-
|
Bagas
|
Mengganggu
teman yang sedang berdoa sebelum makan siang di kantin
|
Toleransi
beragama
|
-
|
||
2
|
27/8/2014
|
Budiman
|
Menjadi
imam sholat dzuhur di musholla sekolah
|
Ketakwaan
|
+
|
Bernadus
|
Mengingatkan
teman untuk sholat dzuhur di musholla sekolah
|
Toleransi
beragama
|
+
|
||
3
|
15/9/2014
|
Meity
|
Mengajak
temannya berdoa sebelum bertanding basket di lapangan sekolah
|
Ketakwaan
|
+
|
4
|
17/12/2014
|
Bernadus
|
Menjadi
ketua panitia peringatan hari besar keagamaan di sekolah
|
Ketakwaan
|
+
|
5
|
20/12/2014
|
Adi
|
Membantu teman
mempersiapkan perayaan keagamaan yang berbeda dengan agamanya di
sekolah
|
Toleransi
beragama
|
+
|
Tabel
2.3 Contoh Jurnal Penilaian Sikap Sosial
yang dibuat guru BK atau wali kelas
Nama Satuan pendidikan :
SMA X, Jakarta
Kelas/Semester :
X/Semester I Tahun pelajaran : 2014/2015
No
|
Waktu
|
Nama
|
Kejadian/Perilaku
|
Butir
Sikap
|
Pos/Neg
|
1
|
16/7/2014
|
Betty
|
Menolong
seorang lanjut usia menyeberang jalan
di depan sekolah
|
Santun
|
+
|
2
|
17/8/2014
|
Budiman
|
Menjadi
pemimpin upacara HUT RI di sekolah
|
Percaya
diri
|
+
|
Rudy
|
Terlambat
mengikuti upacara
|
Disiplin
|
-
|
||
3
|
8/9/2014
|
Meity
|
Mengakui
pekerjaan rumah dikerjakan oleh kakak
|
Jujur
|
+
|
4
|
19/9/2014
|
Cheppy
|
Lupa
tidak menyerahkan surat izin tidak masuk sekolah dari orang tuanya
|
Tanggung
jawab
|
-
|
5
|
13/10/2014
|
Luciana
|
Memungut
sampah yang berserakan di halamansekolah
|
Kebersihan
|
+
|
6
|
15/11/2014
|
Betty
|
Mengkoordinir
teman-teman sekelasnya mengumpulkan bantuan untuk korban bencana alam
|
Kepedulian
|
+
|
Penilaian diri
Penilaian diri dilakukan
dengan cara meminta
peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan
dirinya dalam berperilaku.
Selain itu penilaian
diri juga dapat digunakan untuk
membentuk sikap peserta didik
terhadap mata pelajaran. Hasil penilaian
diri peserta didik
dapat digunakan sebagai
data konfirmasi.
Contoh Lembar Penilaian Diri menggunakan daftar cek (checklist) pada waktu kegiatan kelompok.
Nama :
...............................................
Kelas/Semester :
..................../..........................
Petunjuk:
1.
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda pada kolom yang sesuai dengan
keadaan dirimu yang sebenarnya.
2.
Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada
bapak/ibu guru.
No
|
Pernyataan
|
Ya
|
Tidak
|
Selama kegiatan kelompok, saya:
|
|
|
|
1
|
Mengusulkan
ide kepada kelompok
|
|
|
2
|
Sibuk
mengerjakan tugas saya sendiri
|
|
|
3
|
Tidak
berani bertanya karena malu ditertawakan
|
|
|
4
|
Menertawakan
pendapat teman
|
|
|
5
|
Aktif
mengajukan pertanyaan dengan sopan
|
|
|
6
|
Melaksanakan
kesepakatan kelompok, meskipun tidak sesuai dengan pendapat saya
|
|
|
Penilain diri tidak hanya digunakan untuk menilai sikap
tetapi juga dapat digunakan untuk menilai sikap terhadap pengetahuan dan
keterampilan serta kesulitan belajar peserta didik.
Penilaian
antarteman
Penilaian antarteman adalah penilaian dengan cara peserta
didik saling menilai perilaku temannya. Penilaian antarteman dapat mendorong: (a). objektifitas peserta didik, (b). empati,
(c). mengapresiasi
keragaman/perbedaan, dan (d).
refleksi diri. Sebagaimana
penilaian diri, hasil
penilaian antarteman dapat
digunakan sebagai data
konfirmasi.
Penilaian antarteman paling cocok dilakukan pada saat
peserta didik melakukan kegiatan kelompok, misalnya setiap peserta didik
diminta mengamati/menilai dua orang temannya, dan dia juga dinilai oleh dua
orang teman lainnya dalam kelompoknya, sebagaimana diagram pada gambar berikut.
Gambar 2.2 Diagram penilaian antarteman
Diagram pada Gambar 2.2 di atas menggambarkan aktivitas
saling menilai sikap/perilaku antarteman.
§ Peserta
didik A mengamati dan menilai B dan E. A juga dinilai oleh B dan E
§ Peserta
didik B mengamati dan menilai A dan C. B juga dinilai oleh A dan C
§ Peserta
didik C mengamati dan menilai B dan D. C juga dinilai oleh B dan D
§ Peserta
didik D mengamati dan menilai C dan E. D juga dinilai oleh C dan E
§ Peserta
didik E mengamati dan menilai D dan A. E juga dinilai oleh D dan A
Contoh instrumen penilaian (lembar pengamatan) antarteman (peer assessment) menggunakan daftar cek
(checklist)pada waktu kerja kelompok.
Petunjuk
1. Amati
perilaku 2 orang temanmu selama mengikuti kegiatan kelompok.
2. Isilah kolom
yang tersedia dengan tanda cek (√) jika temanmu menunjukkan perilaku yang
sesuai dengan pernyataan untuk indikator yang kamu amati atau tanda strip (-)
jika temanmu tidak menunjukkan perilaku tersebut.
3. Serahkan
hasil pengamatan kepada bapak/ibu pendidik.
Nama Teman :
1. …………………. 2. ……………….
Nama Penilai : ………………………………….
Kelas/Semester : ………………………………….
No
|
Pernyataan/Indikator
Pengamatan
|
Teman
1
|
Teman
2
|
1
|
Teman
saya mengajukan pertanyaan dengan sopan
|
|
|
2
|
Teman
saya mengerjakan kegiatan sesuai pembagian tugas dalam kelompok
|
|
|
3
|
Teman
saya mengemukakan ide untuk menyelesaikan masalah
|
|
|
4
|
Teman
saya memaksa kelompok untuk menerima usulnya
|
|
|
5
|
Teman
saya menyela pembicaraan teman kelompok
|
|
|
6
|
Teman
saya menjawab pertanyaan yang diajukan teman lain
|
|
|
7
|
Teman
saya menertawakan pendapat teman yang aneh
|
|
|
8
|
Teman
saya melaksanakan kesepakatan kelompok meskipun tidak sesuai dengan
pendapatnya
|
|
|
Pengolahan
Hasil Penilaian sikap
Berikut skema pengolahan nilai sikap.
Hasil penilaian pencapaian sikap dalam bentuk
predikat dan deskripsi.
Predikat
untuk sikap spiritual dan sikap sosial dinyatakan dengan A= sangat baik,
B= baik,
C= cukup, dan
D= kurang. Deskripsi
dalam bentuk kalimat
positif, memotivasi dan bahan
refleksi.
Deskripsi yang
ditulis pada sikap
spiritual dan sikap
sosial adalah perilaku
yang menonjol, sedangkan sikap
spiritual dan sikap sosial yang
belum mencapai kriteria
(indikator) dideskripsikan sebagai perilaku yang perlu pembimbingan.
Kriteria penilaian sikap dibuat oleh satuan
pendidikan disesuaikan dengan peraturan dan karakteristik satuan pendidikan
sebagai rujukan untuk menentukan nilai
akhir deskripsi sikap peserta didik pada rapor.
Berikut contoh kesimpulan hasil deskripsi
sikap spiritual oleh wali kelas.
Meity:
Mengajak temannya berdoa sebelum bertanding basket di
lapangan sekolah.
Contoh kesimpulan hasil deskripsi sikap
sosial oleh wali kelas:
meity:
Mengakui pekerjaan rumah dikerjakan oleh kakak.
2.
Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur
kemampuan peserta didik berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif, serta kecakapan berpikir tingkat rendah sampai tinggi.
Nilai
pengetahuan diperoleh dari
hasil penilaian harian
selama satu semester
untuk mengetahui pencapaian kompetensi
pada setiap KD
pada KI-3.
Pelaksanaan
penilaian harian dapat
dilakukan setelah pembelajaran
satu KD atau lebih. Penilaian harian dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk
KD dengan cakupan
materi luas dan
komplek sehingga penilaian
harian tidak perlu menunggu pembelajaran KD tersebut
selesai.
Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah peserta
didik telah mencapai ketuntasan belajar, juga untuk mengidentifikasi kelemahan
dan kekuatan penguasaan pengetahuan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Ketuntasan belajar untuk pengetahuan ditentukan oleh satuan
pendidikan dengan mempertimbangkan batas standar minimal nilai Ujian Nasional
yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan,
dan penugasan. Namun tidak menutup kemungkinan digunakan teknik lain yang
sesuai, misalnya portofolio dan observasi. Skema penilaian pengetahuan dapat
dilihat pada gambar berikut.
Pengolahan Hasil Penilaian Pengetahuan
Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan oleh pendidik dengan berbagai teknik penilaian
dalam satu semester
direkap dan didokumentasikan pada
tabel pengolahan nilai
sesuai dengan KD yang dinilai. Jika dalam satu KD dilakukan penilaian
lebih dari satu kali maka nilai akhir
KD tersebut merupakan nilai
rerata.
Nilai akhir selama satu semester pada rapor ditulis dalam bentuk angka pada skala 0 – 100 dan
predikat serta dilengkapi dengan deskripsi
singkat kompetensi yang menonjol dan/atau
kompetensi yang masih perlu
ditingkatkan berdasarkan pencapaian KD selama satu semester.
Contoh pengolahan nilai
pengetahuan mata pelajaran Matematika kelas X semester I.
No.
|
Nama
|
KD
|
|
Hasil Penilaian Harian
|
|
Penilaian Akhir
Semester
|
Rerata (Pembulatan)
|
||
1
|
2
|
3
|
4
|
...
|
|||||
1
|
Ani
|
3.1
|
75
|
68
|
|
|
|
70
|
71
|
|
|
3.2
|
60
|
66
|
|
|
|
70
|
65
|
|
|
3.3
|
86
|
80
|
90
|
|
|
80
|
84
|
|
|
3.4
|
80
|
|
|
|
|
95
|
88
|
|
|
3.5
|
88
|
|
|
|
|
80
|
84
|
|
Nilai
Rapor
|
|
|
|
|
78
|
Kategori : B
Contoh deskripsi: “Memiliki
kemampuan mendeskripsikan operasi aritmetika pada fungsi, namun perlu
peningkatan pemahaman masalah kontekstual menggunakan konsep sistem persamaan
linear tiga variabel”
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian
keterampilan adalah penilaian
untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik terhadap kompetensi dasar pada KI-4.
Penilaian
keterampilan dapat dilakukan
dengan berbagai teknik
antara lain penilaian praktik/kinerja, proyek,
dan portofolio.
Pengolahan Hasil Penilaian Keterampilan
Hasil penilaian pada setiap KD pada KI-4 adalah nilai
optimal jika penilaian dilakukan dengan teknik yang sama dan objek KD yang sama. Penilaian KD yang sama
yang dilakukan dengan proyek dan
produk atau praktik dan produk, maka hasil akhir penilaian KD tersebut
dirata-ratakan.
Untuk memperoleh
nilai akhir keterampilan pada setiap mata
pelajaran adalah rerata
dari semua nilai KD
pada KI-4 dalam
satu semester.
Selanjutnya,
penulisan capaian
keterampilan pada rapor
menggunakan angka pada skala
0 – 100
dan predikat serta dilengkapi deskripsi singkat
kompetensi yang menonjol berdasarkan pencapaian KD pada
KI-4 selama satu semester.
Dokumen hasil penilaian
keterampilan (praktik, produk,
proyek) dikumpulkan dalam bentuk portofolio yang merupakan
lampiran rapor yang diberikan kepada orangtua/wali dan sebagai informasi awal
pendidik di kelas berikutnya.
KD
|
Praktik
|
Produk
|
Pro
|
yek
|
Portofolio
|
Nilai Akhir
(Pembulatan)
|
|||
4.1
|
87
|
|
|
|
|
|
|
|
87
|
4.2
|
66
|
75
|
|
|
|
|
|
|
75
|
4.3
|
|
|
|
|
92
|
|
|
|
92
|
4.4
|
|
|
75
|
|
82
|
|
|
|
79
Rata2 = (75+82)/2
|
|
|
Rerata
|
|
83
|
Kategori : B
Deskripsi nilai keterampilan diatas adalah: “Memiliki
keterampilan meragakan ragam gerak tari sesuai dengan iringan”
PEMANFAATAN DAN TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN
A. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Konsekuensi dari pembelajaran tuntas adalah tuntas atau
belum tuntas. Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM maka dilakukan tindakan
remedial dan bagi peserta didik yang
sudah mencapai atau melampaui ketuntasan belajar dilakukan pengayaan.
Pembelajaran remedial dan pengayaan
dilaksanakan untuk kompetensi
pengetahuan dan keterampilan,
sedangkan sikap tidak ada
remedial atau pengayaan
namun menumbuhkembangkan sikap,
perilaku, dan pembinaan karakter
setiap peserta didik.
Bentuk Pelaksanaan Remedial
1.
Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan
media yang berbeda, dilakukan bilamana sebagian
besar atau semua peserta
didik belum mencapai
ketuntasan belajar.
2.
Pemberian
bimbingan secara khusus,
misalnya bimbingan perorangan, bilamana terdapat
satu atau beberapa peserta didik
yang belum berhasil mencapai ketuntasan.
3.
Pemberian
tugas-tugas latihan secara
khusus
4.
Pemanfaatan
tutor sebaya, Tutor sebaya
adalah teman sekelas
atau kakak kelas
yang memiliki kecepatan belajar
lebih.
Bentuk Pelaksanaan Pengayaan
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat
dilakukan antara lain melalui:
a.
belajar
kelompok, yaitu sekelompok
peserta didik yang
memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama di
luar jam pelajaran, satuan pendidikan.
b.
belajar
mandiri, yaitu secara
mandiri peserta didik belajar
mengenai sesuatu yang diminati. dan
pembelajaran
berbasis tema, yaitu
memadukan kurikulum di
bawah tema besar sehingga peserta didik dapat
mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.