Langsung ke konten utama

PENILAIAN SMA KURIKULUM 2013



Penilaian  hasil  belajar dilakukan oleh  Pendidik dan oleh  satuan  pendidikan
A.  Penilaian  hasil  belajar  oleh  pendidik 
Penilaian  hasil  belajar  oleh  pendidik  adalah  proses  pengumpulan  informasi/data  tentang capaian  pembelajaran  peserta  didik  dalam  aspek  sikap,  aspek  pengetahuan,  dan  aspek keterampilan  yang  dilakukan  secara  terencana  dan  sistematis,  untuk  memantau  proses,kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penilaian harian.
Perancangan  strategi  penilaian  oleh  pendidik  dilakukan pada  saat penyusunan  rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dalam bentuk penilaian autentik dan juga non-autentik.
Bentuk penilaian autentik mencakup penilaian berdasarkan pengamatan, tugas ke lapangan, portofolio, proyek, produk, jurnal, kerja laboratorium dan unjuk kerja, serta penilaian diri.
Bentuk penilaian non-autentik mencakup tes, penilaian akhir semester, penlaian akhir tahun, dan ujian.


Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi:
1.       penilaian  aspek  sikap  dilakukan  melalui observasi/pengamatan (yang dicatat dalam  jurnal)  sebagai  sumber  informasi  utama dan  pelaporannya menjadi  tanggungjawab  wali  kelas  atau guru kelas,   Penilaian sikap KI 1 & KI 2 sdh ditiadakan di setiap mata pelajaran hanya agama dan ppkn namun KI tetap dicantumkankan dlm penulisan RPP.
2.       penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes  lisan,  dan  penugasan  sesuai  dengan  kompetensi  yang dinilai.
3.       penilaian  keterampilan  dilakukan melalui  praktik,  produk, proyek,  portofolio,  dan/atau  teknik  lain  sesuai  dengan kompetensi yang dinilai.
Bentuk hasil penilaian oleh Pendidik meliputi:
1.       Hasil penilaian pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk predikat atau deskripsi.
2.       Hasil  penilaian  pencapaian  pengetahuan  dan  keterampilan oleh  pendidik  disampaikan  dalam  bentuk  angka (Skala penilaian menjadi 1-100)  dan/atau deskripsi; dan  peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedi. Nilai Remedial adalah nilai yg dicantumkan dalam hasil.

Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah  kriteria  ketuntasan  belajar  yang  ditentukan  oleh Satuan  Pendidikan  yang  mengacu  pada  standar kompetensi  kelulusan,  dengan  mempertimbangkan karakteristik  peserta  didik,  karakteristik  mata  pelajaran, dan kondisi Satuan Pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan sumatif dalam penilaian, dan bertujuan untuk:
1.       mengetahui tingkat penguasaan kompetensi.
2.       menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi.
3.       menetapkan  program  perbaikan  atau  pengayaan  berdasarkan  tingkat  penguasaan kompetensi. dan 
4.       memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian  hasil  belajar  peserta  didik  pada  jenjang  Pendidikan Dasar  dan  Pendidikan  Menengah  didasarkan  pada  prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.       sahih,  berarti  penilaian  didasarkan  pada  data  yang mencerminkan kemampuan yang diukur;
b.      objektif,  berarti  penilaian  didasarkan  pada  prosedur  dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
c.       adil,  berarti  penilaian  tidak  menguntungkan  atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan  latar  belakang  agama,  suku,  budaya,  adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender;
d.      terpadu,  berarti  penilaian  oleh  pendidik  merupakan  salah satu  komponen  yang  tak  terpisahkan  dari  kegiatan pembelajaran;
e.      terbuka,  berarti  prosedur  penilaian,  kriteria  penilaian,  dan dasar  pengambilan  keputusan  dapat  diketahui  oleh  pihak yang berkepentingan;
f.        menyeluruh  dan  berkesinambungan,  berarti  penilaian  oleh pendidik  mencakup  semua  aspek    kompetensi  dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik;
g.       sistematis,  berarti  penilaian  dilakukan  secara  berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku;
h.      beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan; dan
i.         akuntabel,  berarti  penilaian  dapat  dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

B.  Penilaian  hasil  belajar  oleh  satuan  pendidikan
Penilaian  hasil  belajar  oleh  satuan  pendidikan  adalah  proses  pengumpulan  informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek pengetahuan dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis dalam bentuk penilaian akhir/ penilaian akhir tahun dan ujian sekolah.
Penilaian dimulai dengan perencanaan pada saat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada silabus.
C. Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan
1.  Penilaian Sikap
Penilaian  sikap  adalah  penilaian  terhadap  kecenderungan  perilaku  peserta  didik  sebagai hasil  pendidikan,  baik  di  dalam  kelas  maupun  di  luar  kelas. 
penilaian  sikap  ditujukan  untuk mengetahui capaian dan membina perilaku serta budi pekerti peserta didik sesuai butir-butir sikap  dalam  Kompetensi  Dasar  (KD)  pada  Kompetensi  Inti  Sikap  Spiritual  (KI-1)  dan Kompetensi Inti Sikap Sosial (KI-2).
Penilaian sikap KI-1 & KI-2 sdh ditiadakan di setiap mata pelajaran hanya agama dan ppkn namun KI tetap dicantumkankan dlm penulisan RPP.
Penilaian sikap spiritual dan sikap sosial dilakukan secara berkelanjutan oleh guru mata  pelajaran (agama dan ppkn),  guru  Bimbingan  Konseling  (BK),  dan  wali  kelas  dengan  menggunakan observasi. Selain itu, dapat dilakukan penilaian  diri  (self  assessment) dan  penilaian  antarteman  (peer assessment)  dalam  rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data untuk konfirmasi hasil penilaian sikap oleh pendidik.
Berikut  ini  contoh  indikator  sikap  spiritual  yang  dapat  digunakan  untuk  semua  mata
pelajaran: (1) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. (2) menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut. (3) memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan. (4)  bersyukur  atas  nikmat  dan  karunia  Tuhan  Yang  Maha  Esa.  (5)  mensyukuri kemampuan  manusia  dalam  mengendalikan  diri.  (6)  bersyukur  ketika  berhasil mengerjakan  sesuatu.  (7)  berserah  diri  (tawakal)  kepada Tuhan  setelah  berikhtiar  atau melakukan  usaha.  (8)  menjaga  lingkungan  hidup  di  sekitar  satuan  pendidikan.  (9) memelihara  hubungan  baik  dengan  sesama  umat  ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.  (10) bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa  Indonesia.  (11) menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut.
Berikut  contoh  indikator-indikator  umum  sikap sosial:
Jujur, Disiplin, Tanggung jawab, Toleransi, Gotong  royong, Santun atau sopan, Percaya  diri
Teknik penilaian  sikap dijelaskan pada skema berikut


Observasi
Observasi dalam penilaian sikap peserta didik merupakan teknik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku.  Asumsinya setiap peserta didik pada dasarnya berperilaku baik sehingga yang perlu dicatat hanya perilaku  yang sangat baik (positif) atau kurang baik (negatif) yang berkaitan dengan indikator sikap spiritual dan sikap  sosial. 
Catatan  hal-hal  positif  dan  menonjol  digunakan  untuk  menguatkan perilaku  positif,  sedangkan  perilaku  negatif  digunakan  untuk  pembinaan.
 Hasil observasi dicatat dalam  jurnal yang dibuat selama satu semester oleh guru mata pelajaran, guru BK,  dan  wali  kelas. Satu jurnal digunakan untuk satu kelas jangka waktu satu semester.
Tabel 2.1: Contoh format dan pengisian jurnal guru mata pelajaran
Nama Satuan pendidikan                         : SMA X, Jakarta
Tahun pelajaran                                         : 2014/2015
Kelas/Semester                                         : X / Semester I
Mata Pelajaran                                           : Kimia
No
Waktu
Nama
Kejadian/Perilaku
Butir Sikap
Pos/ Neg
Tindak Lanjut
1
5/8/2014
Adi
Meninggalkan laboratorium tanpa membersihkan meja dan alat bahan yang sudah dipakai
Tanggung jawab
-
Dipanggil untuk membersihkan meja dan alat bahan yang sudah dipakai.Dilakukan pembinaan.
2
12/8/ 2014
Meity
Melapor kepada pendidik bahwa dia memecahkan gelas kimia tanpa sengaja ketika sedang melakukan praktikum
Jujur
+
Diberi apresiasi/ pujian atas kejujurannya.Diingatkan agar lain kali lebih berhati-hati
3
12/8/ 2014
Rudy
Membantu member- sihkan gelas kimia yang dipecahkan oleh temannya
Gotong royong
+
Diberi apresiasi/ pujian
4
3/9/2014
Ellya
Menyajikan hasil diskusi kelompok dan menjawab sanggahan kelompok lain dengan tegas menggunakan argumentasi yang logis dan relevan
Percaya
diri
+
Diberi apresiasi/ pujian
5
14/10/
2014
Lucia
Tidak mengumpulkan tugas kimia
Disiplin
_
Ditanya apa alasannya tidak mengumpulkan tugas, agar
selanjutnya selalu mengumpulkan tugas

Jika seorang peserta didik menunjukkan perilaku yang kurang baik, pendidik harus segera menindaklanjuti dengan melakukan pendekatan dan pembinaan, secara bertahap peserta didik tersebut dapat menyadari dan memperbaiki sendiri perilakunya sehingga menjadi lebih baik.
Tabel 2.2 dan Tabel 2.3 berturut-turut menyajikan contoh jurnal penilaian sikap spiritual dan sikap sosial yang dibuat oleh wali kelas dan/atau guru BK.


Tabel 2.2 Contoh Jurnal Penilaian Sikap Spiritual yang dibuat guru BK atau wali kelas
Nama Satuan pendidikan         : SMA X, Jakarta
Kelas/Semester                         : X/Semester I
Tahun pelajaran                         : 2014/2015

No
Waktu
Nama
Kejadian/Perilaku
Butir Sikap
Pos/Neg
1
12/7/2014
Adi
Tidak mengikuti sholat Jum’at yang dilaksanakan di sekolah
Ketakwaan
-
Bagas
Mengganggu teman yang sedang berdoa sebelum makan siang di kantin
Toleransi beragama
-
2
27/8/2014
Budiman
Menjadi imam sholat dzuhur di musholla sekolah
Ketakwaan
+
Bernadus
Mengingatkan teman untuk sholat dzuhur di musholla sekolah
Toleransi beragama
+
3
15/9/2014
Meity
Mengajak temannya berdoa sebelum bertanding basket di lapangan sekolah
Ketakwaan
+
4
17/12/2014
Bernadus
Menjadi ketua panitia peringatan hari besar keagamaan di sekolah
Ketakwaan
+
5
20/12/2014
Adi
Membantu teman mempersiapkan perayaan keagamaan yang berbeda dengan agamanya di
sekolah
Toleransi beragama
+

Tabel 2.3  Contoh Jurnal Penilaian Sikap Sosial yang dibuat guru BK atau wali kelas
Nama Satuan pendidikan            : SMA X, Jakarta
Kelas/Semester                            : X/Semester I Tahun pelajaran                         : 2014/2015

No
Waktu
Nama
Kejadian/Perilaku
Butir Sikap
Pos/Neg
1
16/7/2014
Betty
Menolong seorang lanjut usia  menyeberang jalan di depan sekolah
Santun
+
2
17/8/2014
Budiman
Menjadi pemimpin upacara HUT RI di sekolah
Percaya diri
+
Rudy
Terlambat mengikuti upacara
Disiplin
-
3
8/9/2014
Meity
Mengakui pekerjaan rumah dikerjakan oleh kakak
Jujur
+
4
19/9/2014
Cheppy
Lupa tidak menyerahkan surat izin tidak masuk sekolah dari orang tuanya
Tanggung jawab
-
5
13/10/2014
Luciana
Memungut sampah yang berserakan di halamansekolah
Kebersihan
+
6
15/11/2014
Betty
Mengkoordinir teman-teman sekelasnya mengumpulkan bantuan untuk korban bencana alam
Kepedulian
+



Penilaian diri
Penilaian  diri  dilakukan  dengan  cara  meminta  peserta  didik  untuk  mengemukakan kelebihan  dan  kekurangan  dirinya  dalam  berperilaku.  Selain  itu  penilaian  diri  juga dapat digunakan untuk membentuk  sikap  peserta didik  terhadap mata pelajaran. Hasil penilaian  diri  peserta  didik  dapat  digunakan  sebagai  data  konfirmasi. 
Contoh Lembar Penilaian Diri menggunakan daftar cek (checklist) pada waktu kegiatan kelompok.

Nama                           : ...............................................
Kelas/Semester         : ..................../..........................

Petunjuk:
1.         Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda pada kolom yang sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
2.         Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.
No
Pernyataan
Ya
Tidak
Selama  kegiatan kelompok, saya:


1
Mengusulkan ide kepada kelompok


2
Sibuk mengerjakan tugas saya sendiri


3
Tidak berani bertanya karena malu ditertawakan


4
Menertawakan pendapat teman 


5
Aktif mengajukan pertanyaan dengan sopan


6
Melaksanakan kesepakatan kelompok, meskipun tidak sesuai dengan pendapat saya



Penilain diri tidak hanya digunakan untuk menilai sikap tetapi juga dapat digunakan untuk menilai sikap terhadap pengetahuan dan keterampilan serta kesulitan belajar peserta didik.
Penilaian antarteman  
Penilaian antarteman adalah penilaian dengan cara peserta didik saling menilai perilaku temannya. Penilaian  antarteman dapat mendorong:  (a). objektifitas  peserta didik,  (b). empati,  (c). mengapresiasi  keragaman/perbedaan,  dan  (d).  refleksi  diri. Sebagaimana penilaian  diri,  hasil  penilaian  antarteman  dapat  digunakan  sebagai  data  konfirmasi.
Penilaian antarteman paling cocok dilakukan pada saat peserta didik melakukan kegiatan kelompok, misalnya setiap peserta didik diminta mengamati/menilai dua orang temannya, dan dia juga dinilai oleh dua orang teman lainnya dalam kelompoknya, sebagaimana diagram pada gambar berikut.

              
Gambar 2.2 Diagram penilaian antarteman

Diagram pada Gambar 2.2 di atas menggambarkan aktivitas saling menilai sikap/perilaku antarteman.
§ Peserta didik A mengamati dan menilai B dan E. A juga dinilai oleh B dan E
§ Peserta didik B mengamati dan menilai A dan C. B juga dinilai oleh A dan C
§ Peserta didik C mengamati dan menilai B dan D. C juga dinilai oleh B dan D
§ Peserta didik D mengamati dan menilai C dan E. D juga dinilai oleh C dan E
§ Peserta didik E mengamati dan menilai D dan A. E juga dinilai oleh D dan A 

Contoh instrumen penilaian (lembar pengamatan) antarteman (peer assessment) menggunakan daftar cek (checklist)pada waktu kerja kelompok.
Petunjuk
1.     Amati perilaku 2 orang temanmu selama mengikuti kegiatan kelompok.
2.     Isilah kolom yang tersedia dengan tanda cek (√) jika temanmu menunjukkan perilaku yang sesuai dengan pernyataan untuk indikator yang kamu amati atau tanda strip (-) jika temanmu tidak menunjukkan perilaku tersebut.
3.     Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu pendidik.

Nama Teman              : 1. …………………. 2. ……………….
Nama Penilai : …………………………………. Kelas/Semester : ………………………………….
No
Pernyataan/Indikator Pengamatan
Teman 1
Teman 2
1
Teman saya mengajukan pertanyaan dengan sopan


2
Teman saya mengerjakan kegiatan sesuai pembagian tugas dalam kelompok 


3
Teman saya mengemukakan ide untuk menyelesaikan masalah


4
Teman saya memaksa kelompok untuk menerima usulnya


5
Teman saya menyela pembicaraan teman kelompok


6
Teman saya menjawab pertanyaan yang diajukan teman lain


7
Teman saya menertawakan pendapat teman yang aneh


8
Teman saya melaksanakan kesepakatan kelompok meskipun tidak sesuai dengan pendapatnya








Pengolahan Hasil Penilaian sikap
Berikut skema pengolahan nilai sikap.

Hasil penilaian pencapaian sikap dalam bentuk predikat dan deskripsi.
Predikat untuk sikap spiritual dan sikap sosial dinyatakan dengan A= sangat baik, B=  baik,  C=  cukup,  dan  D=  kurang.  Deskripsi  dalam  bentuk  kalimat  positif,  memotivasi dan bahan refleksi.
Deskripsi  yang  ditulis  pada  sikap  spiritual  dan  sikap  sosial  adalah  perilaku  yang menonjol,  sedangkan  sikap  spiritual dan  sikap  sosial yang  belum mencapai  kriteria (indikator) dideskripsikan sebagai perilaku yang perlu pembimbingan.
Kriteria penilaian sikap dibuat oleh satuan pendidikan disesuaikan dengan peraturan dan karakteristik satuan pendidikan sebagai  rujukan untuk menentukan nilai akhir deskripsi sikap peserta didik pada rapor.
Berikut contoh kesimpulan hasil deskripsi sikap spiritual oleh wali kelas.
Meity:
Mengajak temannya berdoa sebelum bertanding basket di lapangan sekolah.
Contoh kesimpulan hasil deskripsi sikap sosial oleh wali kelas:
meity:
Mengakui pekerjaan rumah dikerjakan oleh kakak.

2. Penilaian Pengetahuan 
Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan peserta didik berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif, serta kecakapan berpikir tingkat rendah sampai tinggi.
Nilai  pengetahuan  diperoleh  dari  hasil  penilaian  harian  selama  satu  semester  untuk mengetahui  pencapaian  kompetensi  pada  setiap  KD  pada  KI-3. 
Pelaksanaan  penilaian  harian  dapat  dilakukan  setelah pembelajaran satu KD atau lebih. Penilaian harian dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk KD  dengan  cakupan  materi  luas  dan  komplek  sehingga  penilaian  harian  tidak  perlu menunggu pembelajaran KD tersebut selesai.
Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar, juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Ketuntasan belajar untuk pengetahuan ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan batas standar minimal nilai Ujian Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Namun tidak menutup kemungkinan digunakan teknik lain yang sesuai, misalnya portofolio dan observasi. Skema penilaian pengetahuan dapat dilihat pada gambar berikut.

 








Pengolahan Hasil Penilaian Pengetahuan
Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan oleh pendidik dengan berbagai teknik penilaian dalam  satu  semester  direkap  dan  didokumentasikan  pada  tabel  pengolahan  nilai  sesuai dengan KD yang dinilai. Jika dalam satu KD dilakukan penilaian lebih dari satu kali maka nilai  akhir KD  tersebut merupakan  nilai  rerata.
Nilai akhir selama satu semester pada rapor ditulis dalam bentuk angka pada skala 0 – 100 dan predikat serta dilengkapi dengan deskripsi singkat kompetensi yang menonjol dan/atau kompetensi  yang masih  perlu  ditingkatkan berdasarkan pencapaian KD selama satu semester.
Contoh pengolahan nilai pengetahuan mata pelajaran Matematika kelas X semester I.
No.
Nama
KD

Hasil Penilaian Harian

Penilaian Akhir
Semester
Rerata (Pembulatan)
1
2
3
4
...
1
Ani
3.1
75
68



70
71


3.2
60
66



70
65


3.3
86
80
90


80
84


3.4
80




95
88


3.5
88




80
84

Nilai Rapor




78

Kategori : B
Contoh deskripsi: “Memiliki kemampuan mendeskripsikan operasi aritmetika pada fungsi, namun perlu peningkatan pemahaman masalah kontekstual menggunakan konsep sistem persamaan linear tiga variabel



3. Penilaian Keterampilan
Penilaian  keterampilan  adalah  penilaian  untuk mengukur  pencapaian  kompetensi  peserta didik terhadap kompetensi dasar pada KI-4.
Penilaian  keterampilan  dapat  dilakukan  dengan  berbagai  teknik  antara  lain  penilaian praktik/kinerja,  proyek,  dan  portofolio.


Pengolahan Hasil Penilaian Keterampilan
Hasil penilaian pada setiap KD pada KI-4 adalah nilai optimal jika penilaian dilakukan dengan teknik yang sama dan objek KD yang  sama. Penilaian KD yang  sama  yang dilakukan  dengan proyek dan produk atau praktik dan produk, maka hasil akhir penilaian KD tersebut dirata-ratakan.
Untuk memperoleh  nilai  akhir  keterampilan pada  setiap mata  pelajaran  adalah  rerata  dari semua  nilai  KD  pada  KI-4  dalam  satu  semester. 
Selanjutnya,  penulisan  capaian keterampilan  pada  rapor  menggunakan  angka  pada  skala  0    100  dan  predikat  serta dilengkapi deskripsi singkat  kompetensi  yang  menonjol berdasarkan pencapaian KD pada KI-4 selama satu semester.
Dokumen  hasil  penilaian  keterampilan  (praktik,  produk,  proyek)  dikumpulkan  dalam bentuk portofolio yang merupakan lampiran rapor yang diberikan kepada orangtua/wali dan sebagai informasi awal pendidik di kelas berikutnya.
KD
Praktik
Produk
Pro
yek
Portofolio
Nilai Akhir (Pembulatan)
4.1
87







87
4.2
66
75






75
4.3




92



92
4.4


75

82



79
Rata2 = (75+82)/2


Rerata

83

Kategori : B
Deskripsi nilai keterampilan diatas adalah: “Memiliki keterampilan meragakan ragam gerak tari sesuai dengan iringan


PEMANFAATAN DAN TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN
 A.  Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Konsekuensi dari pembelajaran tuntas adalah tuntas atau belum tuntas. Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM maka dilakukan  tindakan  remedial dan bagi peserta didik yang  sudah mencapai atau melampaui ketuntasan belajar dilakukan pengayaan. Pembelajaran remedial dan pengayaan  dilaksanakan  untuk  kompetensi  pengetahuan  dan  keterampilan,  sedangkan  sikap tidak  ada  remedial  atau  pengayaan  namun  menumbuhkembangkan  sikap,  perilaku,  dan pembinaan karakter setiap peserta didik.
Bentuk Pelaksanaan Remedial
1.       Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda, dilakukan  bilamana  sebagian  besar  atau  semua peserta  didik  belum  mencapai  ketuntasan  belajar.
2.       Pemberian  bimbingan  secara  khusus,  misalnya  bimbingan  perorangan, bilamana  terdapat  satu  atau beberapa  peserta didik  yang  belum  berhasil mencapai ketuntasan.
3.       Pemberian  tugas-tugas  latihan  secara  khusus
4.       Pemanfaatan  tutor  sebaya, Tutor  sebaya  adalah  teman  sekelas  atau  kakak  kelas  yang memiliki  kecepatan  belajar  lebih.
Bentuk Pelaksanaan Pengayaan
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:
a.       belajar  kelompok,  yaitu  sekelompok  peserta  didik  yang  memiliki  minat  tertentu diberikan pembelajaran bersama di luar jam pelajaran, satuan pendidikan.
b.      belajar  mandiri,  yaitu  secara  mandiri  peserta  didik  belajar  mengenai  sesuatu  yang diminati. dan
pembelajaran  berbasis  tema,  yaitu  memadukan  kurikulum  di  bawah  tema  besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.

Postingan populer dari blog ini

Transformasi Lorentz (relativitas Kecepatan)

Pada transformasi Galileo telah dikemukakan bahwa selang waktu pengamatan terhadap suatu peristiwa yang diamati oleh pengamat yang diam dengan pengamat yang relatif bergerak terhadap peristiwa adalah sama ( t = t’ ) . Hal inilah yang menurut Einstein tidak benar, selang waktu pengamatan antara pengamat yang diam dan pengamat yang bergerak relatif adalah tidak sama ( t ≠ t’ ) . Transformasi Lorentz pertama kali dikemukaan oleh Hendrik A. Lorentz, seorang fisikawan dari Belanda   pada tahun 1895. Karena waktu pengamatan oleh pengamat yang diam pada kerangka acuan S dan pengamat yang bergerak pada kerangka acuan S’ hubungan transformasi pada Galileo haruslah mengandung suatu tetapan pengali   yang disebut tetapan transformasi.   Sehingga persamaan yang menyatakan hubungan antara koordinat pada kerangka acuan S dan S’ dituliskan sebagai berikut : Transformasi Lorentz          x’ =   ϒ (x – v.t), y’ = y, z’ = z    dan    t’ ≠ t                   .... (9.6) Kebali

Gaya Pemulih pada Pegas

1.   Gaya Pemulih   Gaya pemulih dimiliki oleh setiap benda elastis yang terkena gaya sehingga benda elastis tersebut berubah bentuk. Gaya yang timbul pada benda elastis untuk menarik kembali benda yang melekat padanya disebut gaya pemulih. Akibat gaya pemulih tersebut, benda akan melakukan gerak harmonik sederhana. Dengan demikian, pada benda yang melakukan gerak harmonik sederhana bekerja gaya pemulih yang selalu mengarah pada titik kesetimbangan benda. a. Gaya Pemulih pada Pegas Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh karena sifat elastisnya ini, suatu pegas yang diberi gaya tekan atau gaya regang akan kembali ke keadaan setimbangnya mula-mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan. Perhatikan gambar, anggap mula-mula benda berada pada posisi y = 0 sehingga pegas tidak tertekan atau teregang. Posisi seperti ini dinamakan posisi keseimbangan. Ketika benda ditekan ke bawah (y = –) pegas akan menarik benda ke atas, menuju posisi keseimbangan. Sebaliknya jik

Teori Kuantum Planck

Perkembangan teori tentang radiasi mengalami perubahan besar  pada saat Planck menyampaikan teorinya tentang radiasi benda hitam. Planck mulai bekerja pada tahun 1900. Planck mulai  mempelajari sifat dasar dari getaran molekul-molekul pada dinding rongga benda hitam. Dari hasil pengamatannya Planck membuat simpulan sebagai berikut. Setiap benda yang mengalami radiasi akan memancarkan energinya secara diskontinu (diskrit) berupa paket-paket energi. Paket-paket energi ini dinamakan kuanta (sekarang dikenal sebagai foton) . Energi setiap foton sebanding dengan frekuensi gelombang radiasi dan dapat dituliskan : E = h f                     dengan  :  E  =  energi foton (joule)                   f   =  frekuensi foton (Hz)                   h  =  tetapan Planck (h = 6,6.10 -34 Js) Jika suatu gelombang elektromegnetik seperti cahaya memiliki banyak foton maka energinya memenuhi hubungan berikut.         E = nhf Persamaan yang sangat berkaitan dengan hubungan di atas adal