Langsung ke konten utama

Penilaian pengetahuan Peserta Didik



Penilaian  pengetahuan  merupakan  penilaian  untuk  mengukur  kemampuan  peserta  didik berupa  pengetahuan  faktual,  konseptual,  prosedural,  dan  metakognitif,  serta  kecakapan berpikir  tingkat  rendah  sampai  tinggi.  Penilaian  ini  berkaitan  dengan  ketercapaian Kompetensi  Dasar  pada  KI-3  yang  dilakukan  oleh  guru  mata  pelajaran.
Penilaian pengetahuan  dilakukan  dengan  berbagai  teknik  penilaian   sesuai  dengan  karakteristik  kompetensi  yang  akan  dinilai.  Skema penilaian pengetahuan dapat dilihat pada gambar berikut.



Penilaian Pengetahuan oleh pendidik berupa Penilaian Harian (PH), Penilaian Tengah Semester (PTS), dan Penilaian Akhir Semester (PAS).
a)      Nilai Harian diperoleh dari hasil Tes Tulis, Tes Lisan, dan Penugasan yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. Penilaian harian dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk KD  dengan  cakupan  materi  luas  dan  komplek  sehingga  penilaian  harian  tidak  perlu menunggu pembelajaran KD tersebut selesai.
b)      Nilai akhir pengetahuan diperoleh dari rerata PH, PTS, dan PAS.
c)      Nilai akhir selama satu semester pada rapor ditulis dalam bentuk angka pada skala 0 – 100 dan predikat serta dilengkapi dengan deskripsi singkat kompetensi yang yang  sangat  baik  dikuasai  oleh  peserta  didik  dan/atau kompetensi  yang masih  perlu  ditingkatkan  berdasarkan pencapaian KD selama satu semester. Rentang nilai dan predikat nilai pengetajuan sebagai berikut:

Tabel 15. Rentang Nilai
RENTANG NILAI
PREDIKAT
0 - 64
D
65 - 74
C
75 - 89
B
90 - 100
A

Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan oleh pendidik dalam  satu  semester  direkap  dan  didokumentasikan  pada  tabel  pengolahan  nilai  sesuai dengan KD yang dinilai.
Tabel 16. Hasil penilaian pengetahuan
No.
Nama
KD

Hasil PH
Hasil PTS
Hasil PAS
Nilai Raport
1
2
3
4
Rerata (Pembulatan)
Kategori
Deskripsi
1
Ani
3.1
75
68


70
70
71

Memiliki kemampuan mendeskripsikan operasi aritmetika pada fungsi, namun  perlu  peningkatan  pemahaman masalah 
3.2
60
66


70
70
65

3.3
86
80
90

80
80
84

3.4
80



95
95
88

3.5
88



80
80
84








78
B













Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Teori Atom

LINK FISIKA | HOME | TEORI ATOM DALTON | PERCOBAAN THOMSON | TEORI ATOM THOMSON | PERCOBAAN RUTHERFORD | TEORI ATOM RUTHERFORD | SPEKTRUM ATOM HIDROGEN | TEORI ATOM BOHR | TEORI ATOM MEKANIKA KUANTUM | BIL. KUANTUM UTAMA | BIL. KUANTUM ORBITAL | BIL. KUANTUM MAGNETIK | BIL. KUANTUM SPIN | EFEK ZEMAN | KONFIGURASI ELEKTRON |     HANDOUTS TEORI ATOM

Teori Atom Dalton

Teori tentang atom telah muncul sebelum Masehi. Contohnya adalah definisi atom menurut Demokretus. Demokritus membuat simpulan : Suatu zat dapat dibagi menjadi yang lebih kecil hingga mendapatkan bagian yang paling kecil dan tidak dapat dibagi lagi dan dinamakan atom. Kata atom ini berasal dari bahasa Yunani   “atomos” yang berarti tak dapat dipotong. Kemudian muncul lagi setelah Masehi yaitu: John Dalton   (1766–1844), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris dengan didukung dari hasil eksperimen eksperimennya mengembangkan konsep atom dari Demokritus yang kemudian mengemukaan teori tentang atom. Secara garisbesar teori atom Dalton dapat disimpulkan sebagai berikut : Atom merupakan bagian terkecil dari suatu zat yang tidakbisa dibagi lagi.   Atom-atom penyusun zat tertentu memiliki sifat yangsama.   Atom unsur tertentu tidak bisa berubah menjadi atomunsur lain.   Dua atom atau lebih dapat bersenyawa (bereaksi)membentuk molekul. Dalam reaksi kimia perb...

Model Atom Bohr

Model atom Rutherford gagal menjelaskan tentang kestabilan atom dan terjadinya spektrum garis atom hidrogen. Seorang ilmuwan Fisika dari Denmark, Niels Bohr dapat menjelaskan spektrum garis atom hidrogren. Bohr mengemukakan teori atomnya untuk menutupi kelemahan atom Rutherford dengan mengemukakan tiga postulatnya yaitu : a.      Elektron berotasi mengelilingi inti tidak pada sembarang lintasan, tetapi pada lintasan-lintasan tertentu tanpa membebaskan energi. Lintasan ini disebut   lintasan stasioner dan memiliki energi tertentu. b.       Elektron dapat berpindah dari lintasan yang satu ke lintasan yang lain. Jika elektron pindah dari lintasan berenergi rendah (lintasan dalam) ke lintasan berenergi tinggi (lintasan luar) akan menyerap energi dan sebaliknya akan memancarkan energi. Energi yang dipancarkan atau diserap elektron sebesar hf. c.     Lintasan-lintasan yang diperkenankan elektron adalah lintasan-lintas...