Untuk menjamin
kualitas soal tes yang terstandar, pengembangan tes melalui beberapa tahap,
antara lain (1) menentukan tujuan tes; (2) menentukan acuan yang akan dipakai
(kriteria atau norma); (3) membuat kisi-kisi; (4) memilih soal-soal dari
kumpulan soal yang sudah ada sesuai dengan kisi-kisinya. Apabila soal yang diambil merupakan soal baru,
soal-soal tersebut harus melalui tahap telaah secara kualitatif, revisi,
ujicoba, dan analisis hasil ujicoba sehingga diperoleh soal yang baik dari segi
kualitatif dan kuantitatif. Selain itu, pengadministrasian tes (pelaksanaan
tes) juga dibuat standar. Untuk tes prestasi terstandar, soal-soal harus
mengacu pada tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik. Dalam hal
ini kurikulum atau standar kompetensi lulusan (SKL) yang sudah ditetapkan
apabila tes tersebut akan digunakan untuk kelulusan. Proses penskorannya juga
harus dilakukan terstandar terutama apabila ada soal berbentuk uraian sehingga
hasil tes tersebut dapat dilihat keterbandingannya.
Untuk menjamin
ketersediaan soal yang terstandar, perlu dikembangkan bank soal. Bank soal
adalah kumpulan soal yang telah teridentifikasi karakteristiknya, misalnya tingkat
kesukaran, daya beda, dan penyebaran pilihan jawaban (option). Pengembangan bank
soal perlu dilakukan secara terus-menerus untuk memenuhi berbagai keperluan penggunaan.
Di Sekolah, pengembangan
bank soal tes prestasi akademik merupakan salah satu kegiatan rutin. Kegiatan
pengembangan bank soal ini dimulai dengan penulisan kisi-kisi, penulisan soal,
telaah (analisis kualitatif), ujicoba, analisis kuantitatif, dan kalibrasi
soal. Soal-soal yang terbukti bermutu secara kualitatif dan kuantitatif
dikumpulkan dan disimpan dalam bank soal.
Alur kegiatan pengembangan bank soal di Sekolah terlihat dalam diagram berikut.
Tahapan
pengembangan bank soal meliputi:
1. Penyusunan
kisi-kisi
Kisi-kisi digunakan sebagai pedoman bagi penulis soal agar diperoleh soal yang sesuai dengan tujuan.
2. Penulisan
soal
Soal ditulis oleh beberapa penulis soal berdasarkan kisi-kisi.
Soal-soal yang dihasilkan merupakan soal-soal mentah.
3. Review dan
Revisi (Telaah dan Perbaikan)
Review adalah menelaah soal mentah
secara kualitatif berdasarkan kaidah penulisan soal oleh penelaah soal.
Hasil review soal diklasifikasikan menjadi soal baik, soal kurang baik, dan
soal ditolak. Soal baik langsung diterima, soal kurang baik perlu diperbaiki
sehingga diperoleh soal yang baik, dan soal yang ditolak dikembalikan ke
penulis.
4. Perakitan
soal
Soal-soal baik selanjutnya dirakit menjadi beberapa paket soal untuk
diujicobakan. Pada saat perakitan, dimasukkan beberapa soal yang berfungsi sebagai
soal linking antarpaket. Soal-soal linking tersebut diambil dari bank soal yang
telah memiliki karakteristik soal.
5. Ujicoba
soal
Paket-paket soal diujicobakan kepada peserta didik yang sedang
menempuh jenjang pendidikan yang sesuai dengan jenjang pendidikan pada tes
tersebut. Misalnya, soal-soal Bahasa Indonesia kelas VIII diujikan kepada
peserta didik kelas VIII di akhir tahun pelajaran atau kepada peserta
didik kelas IX di awal tahun pelajaran.
Peserta didik dalam menjawab soal-soal tes tersebut harus serius seolah-olah
ujian yang sebenarnya walaupun pada ujicoba ini yang akan dilihat adalah
kualitas soalnya bukan kompetensi peserta didik. Ujicoba soal digunakan untuk
mengumpulkan data empirik tentang soal berupa jawaban-jawaban peserta didik
terhadap soal.
6. Analisis
kuantitatif
Data empirik dari hasil ujicoba dianalisis secara kuantitatif dengan
menggunakan program analisis, baik klasik maupun modern. Program analisis
secara klasik menggunakan iteman.
Hasil iteman meliputi daya beda, tingkat kesukaran, penyebaran
option, dan cek kunci. Selanjutnya, soal-soal tersebut dianalisis menggunakan
teori tes modern (Item Response Theory). Program yang dapat digunakan antara
lain Bigsteps, Winsteps, Quest, Conquestuest, RUMM. Dengan menggunakan analisis
teori tes modern dapat diperoleh
informasi kesesuaian soal dengan model (fit terhadap model), disamping tingkat
kesukaran soal.
7. Seleksi
soal
Berdasarkan hasil analisis soal, soal-soal dikelompokkan menjadi
soal baik, soal perlu revisi, dan soal ditolak. Berdasarkan teori tes
klasik soal-soal baik adalah soal yang
memiliki daya beda tinggi, ditunjukkan dengan korelasi point biserial di atas
0,2 dan semua distraktor berfungsi. Berdasarkan teori tes modern, soal yang
baik adalah soal yang sesuai (fit) dengan model, ditunjukan oleh statistik fit,
seperti infit atau outfit. Soal-soal baik
dimasukkan ke dalam bank soal. Soal dengan daya beda rendah dan terdapat
distraktor yang tidak berfungsi perlu direvisi. Soal yang tidak mempunyai daya
beda dan sebagian distraktor tidak berfungsi ditolak.
Sekian semoga
bermanfaat