Kuat arus listrik dalam suatu rangkaian
tertutup sederhana yang tidak bercabang, kuat arusnya di setiap titik pada
setiap penghantar besarnya sama. Bagaimana cara mengukur kuat arus yang
mengalir pada rangkaian bercabang? Apakah cara mengukur kuat arus pada
rangkaian itu juga sama? Untuk mejawab pertanyaan-pertanyaan tersebut
lakukanlah kegiatan berikut!
Kegiatan Siswa: Kuat Arus dalam Rangkaian Bercabang
A. Tujuan
Anda dapat mengetahui
kuat arus di setiap titik dalam rangkaian bercabang.
B. Alat dan Bahan
Baterai / catu daya, 3 amperemeter, 3 lampu
pijar, dan kabel penghubung merah dan hitam.
C. Langkah Kerja
1. Buatlah rangkaian seperti terlihat
pada gambar di atas!
2. Tutuplah sakelar (s) dan bacalah skala
yang ditunjukkan oleh jarum amperemeter 1, 2, dan 3!
3. Bandingkan besar kuat arus pada
masing-masing amperemeter tersebut!
4. Nyatakan kesimpulan Anda!
Vidio Percobaan Arus Kirchoff
Hasil percobaan tersebut
No
I₁
I₂
I₃
I₂ + I₃
1
0,06
0,02
0,035
0,055
2
0,12
0,055
0,06
0,115
3
0,18
0,08
0,095
0,175
4
0,24
0,11
0,125
0,235
Pada tabel hasil percobaan hukum 1 kirchoff yang saya lakukan tersebut, ternyata nilai I1 dan I2
+ I3 adalah sama.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa arus yang masuk pada titik percabangan sama dengan kuat arus
yang keluar pada titik percabangan tersebut. Pernyataan ini dikenal sebagai
Hukum I Kirchoff, yang secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.
∑I masuk = ∑I keluar
Contoh soal
Pada gambar rangkaian di bawah! Berapa besar kuat arus pada I3
Diketahui : I masuk= 12 A
I1= 8 A
I2= 3 A
Ditanyakan: I3= ... ?
Jawab
∑I masuk =∑I keluar
I = I1 + I2 +
I3
12 = 8 + 3 + I3
I3 = 1 A
Latihan soal
Perhatikan gambar di samping! Jika besarnya arus yang masuk 200mA,
maka hitunglah besarnya kuat arus I1, I3,
dan I5!
Kunci I₁= 120
mA, i₃=80 mA, i₅ = 200 mA
b. Hukum Tegangan Kirchhoff
Pada rangkaian listrik lampu senter akan terjadi
aliran arus listrik. Arus listrik mengalir karena adanya beda potensial antara
dua titik pada lampu. Nyala lampu senter semakin lama akan semakin redup, ini
berarti ada penurunan tegangan pada lampu, bagaimana hubungan antara tegangan
baterai dengan penurunan tegangan pada lampu, ikuti percobaan berikut.
Vidio Kegiatan
A. Tujuan
Anda dapat mengetahui hubungan tegangan sumber daya dengan jumlah penurunan
tegangan pada lampu.
B. Alat dan Bahan
Catu daya/ Baterai, 2 buah voltmeter, 2 buah lampu pijar, dan kabel.
C. Langkah Kerja
1. Buatlah rangkaian seperti terlihat pada gambar di atas!
2. Tutuplah sakelar (s) dan bacalah skala yang ditunjukkan oleh
jarum voltmeter 1 dan 2!
3. Bandingkan tegangan catu daya dengan jumlah tegangan pada kedua
lampu!
4.
Nyatakan kesimpulan Anda!
hasil percobaan
Pada hasil percobaan tersebut,
ternyata jumlah tegangan yang ditunjukkan voltmeter 1 dan 2 sama dengan tegangan
catu daya, V= V1 + V2
Berdasarkan Hukum
Kekekalan Energi, ketika muatan listrik q berpindah dari potensial tinggi ke
potensial rendah dengan beda potensial V, energi muatan itu akan turun sebesar
qV. Sekarang tinjau rangkaian listrik, seperti diperlihatkan pada Gambar diatas.
Catu daya dengan tegangan terminal V akan melepas muatan q dengan energi qV
sedemikian sehingga mampu bergerak pada lintasan tertutup (loop). Ketika muatan
q melintasi resistansi R1, energi muatan ini akan turun sebesar qV1.
Demikian pula ketika melintasi R2, energinya turun sebesar qV2.
Total penurunan energi muatan adalah q.V1 + q.V2 .
Sesuai dengan Hukum
Kekekalan Energi, penurunan ini harus sama dengan energi yang dilepaskan oleh catu
daya, qV. Dengan demikian berlaku
qV= q.V1 + q.V2,
atauV= V1 + V2
V- V1 - V2
= 0
Persamaan terakhir dapat
ditulis
∑V=0
yang berarti bahwa jumlah tegangan pada sebuah loop (lintasan
tertutup) sama dengan nol. Persamaan itu disebut Hukum Kedua Kirchhoff atau Hukum
Tegangan Kirchhoff.
c. Penerapan Hukum Kirchhoff pada Rangkaian Sederhana
Rangkaian sederhana adalah rangkaian yang terdiri dari satu loop.
Sebagai contoh, tinjau rangkaian pada Gambar berikut.
Tidak ada titik percabangan di sini sehingga arus pada setiap
hambatan sama, yakni I dengan arah seperti pada gambar. Pilih loop a-b-c-d-a.
Ketika Anda bergerak dari a ke b, Anda menemui kutub negatif baterai terlebih
dahulu sehingga GGLnya ditulis Vab = - E1. Ketika Anda melanjutkan
gerakan dari b ke c, Anda mendapati arah arus sama dengan arah gerakan Anda
sehingga tegangan pada R1 diberi tanda positif, yakni Vbc = +IR 1. Dari c ke d
kembali Anda menemui GGL dan kali ini kutub positifnya terlebih dahulu sehingga
diperoleh Vcd = +E2. Selanjutnya, tegangan antara d dan a diperoleh Vda= +IR2.
Hasil tersebut kemudian dimasukkan ke dalam Persamaan
∑V = 0
Vab + Vbc + Vcd +
Vda = 0
–E1+ IR1 + E2+ IR2=
0
Contoh soal
Dari rangkaian listrik berikut ini, tentukan (a) arus yang
mengalir pada rangkaian, dan (b) tegangan antara titik a dan c.
Jawab
a. Ambil loop searah putaran jarum jam maka Anda akan menemui
kutub negative dahulu pada GGL pertama, E1= -2 V, dan kutub positif
dahulu pada GGL kedua, E2= +10 V.
Dengan arah seperti diperlihatkan pada gambar (keluar dari kutub
positif baterai dengan GGL terbesar, 10 V).
b. Untuk menentukan tegangan antara titik a dan b, lepas salah
satu cabang antara a dan b, lalu ganti oleh cabang Vab , seperti diperlihatkan
pada gambar.
Selanjutnya, gunakan Hukum Tegangan Kirchhoff. Ambil loop searah
putaran jarum jam maka
Vac = –E1+ I(r1 + R1)
= –2 + 2/3
(1 + 4 )
Vac = -5,33 V
Latihan soal
Perhatikan gambar berikut.
Pada gambar rangkaian tersebut, tentukan: (a) arus yang keluar
dari baterai, (b) tegangan jepit baterai, dan (c) beda potensial antara titik A
dan B.
d. Penerapan Hukum-hukum Kirchhoff pada Rangkaian Majemuk
Rangkaian majemuk adalah rangkaian arus searah yang lebih dari
satu loop. Salah satu cara untuk menganalisis rangkaian majemuk adalah analisis
loop. Analisis ini pada dasarnya menerapkan Hukum-hukum Kirchhoff, baik tentang
arus maupun tegangan. Berikut adalah langkah-langkah untuk menganalisis rangkaian
majemuk pada Gambar menggunakan analisis loop.
langkah untuk menganalisis rangkaian majemuk pada Gambar menggunakan analisis loop.
1.Tandai titik-titik sudut atau titik cabang rangkaian, misalnya
titik a, b,c, d, e,dan f.
2.Tentukan arah arus pada tiap cabang, sebarang saja, sesuai
keinginan Anda. Lalu, gunakan Persamaan (8–10) untuk mendapatkan persamaan
arusnya.
3.Tentukan titik tempat Anda mulai bergerak dan lintasan yang akan
Anda lalui. Misalnya, Anda ingin memulai dari titik a menuju titik b, c, dan d
lalu ke a lagi maka yang dimaksud satu loop adalah lintasan a-b-c-d-a. Lakukan
hal yang serupa untuk loop c-d-e-f-c.
a.Jika Anda melewati sebuah baterai dengan kutub positif terlebih
dahulu, GGL Ediberi tanda positif (+E). Sebaliknya, jika kutub negatif lebih
dulu, GGL Ediberi tanda negatif ( E).
b.Jika Anda melewati sebuah hambatan Rdengan arus Isearah loop
Anda, tegangannya diberi tanda positif (+IR). Sebaliknya, jika arah arus
Iberlawanan dengan arah loop Anda, tegangannya diberi tanda negatif (IR).
4.Masukkan hasil pada langkah 3 ke Persamaan (8–11).
5.Dari beberapa persamaan yang Anda dapatkan, Anda dapat melakukan
eliminasi untuk memperoleh nilai arus pada tiap cabang.
Jawab
Pada titik cabang a, berlaku Hukum I Kirchhoff
Σ
Im = Σ Ik
I1 = I2 + I3 ….. 1)
Loop a-b-c-d-a , Kita ingin memulai dari
titik a menuju titik b, c, dan dlalu ke a lagi maka yang dimaksud satu loop
adalah lintasan a-b-c-d-a.
I3 = - 1 A , ini berarti arah arus
tidak keluar dari titik a, tetapi masuk ke titik a
Solusi tersebut dapat Kita lihat pada vidio berikut
Analisis Simpul Pada Rangkaian Majemuk
Selain analisis loop, analisis simpul juga dapat digunakan untuk
menganalisis rangkaian majemuk. Analisis ini menerapkan Hukum Arus Kirchhoff
dan Hukum Ohm. Berikut adalah langkah-langkah untuk menerapkan analisis simpul
pada rangkaian majemuk yang diperlihatkan pada Gambar berikut.
1- Plih salah satu titik (simpul), misal d, sebagai acuan dengan
tegangan nol (ground) dan titik (simpul) lainnya, misal c, anggap memiliki
tegangan Vterhadap ground, yakni Vcd = V.
2- Pilih semua arus pada tiap cabang, yakniI I1, I2,
dan I3, berarah dari c ke d.
3- Jika pada cabang arus terdapat baterai (GGL), perhatikan kutub
baterai yang ditemui arah arus. Jika arus yang Anda misalkan masuk ke kutub
positif baterai, arus pada cabang tersebut memenuhi persamaan
Sebaliknya, jika arus masuk ke
kutub negatif baterai, kuat arus pada cabang tersebut memenuhi persamaan
4-Terapkan Hukum Arus Kirchhoff sebagai berikut, I1 +
I2 + I3 =0
5-Masukkan I pada langkah 3 ke langkah 4 maka Anda akan memperoleh
nilai V.
6-Untuk mendapatkan arus pada tiap cabang, Anda tinggal memasukkan
nilai V hasil langkah 5 ke persamaan I pada langkah 3.
Jawab
R1(baru) = r1
+ R1 + R2 = 1 + 6 +5 = 12
R2(baru) = R3 =
6
R3(baru) = r3
+ R4 = 1 + 5 = 6
Terapkan
Hukum Arus Kirchhoff sebagai berikut
Jadi
I1 = -1 A, ini berarti arah arus
tidak keluar dari titik a, tetapi masuk ke titik a
I2 = 2 A
I3
= - 1 A , ini berarti arah arus tidak keluar dari titik a, tetapi masuk
ke titik a
LIHAT VIDIO TUTORIALNYA : https://youtu.be/euQ5r4Fa2fE
Latihan soal
Soal 1.
Dari rangkaian listrik di samping hitunglah:
a) kuat arus pada masing-masing cabang
b) beda potensial antara titik E dan F juga antara E dan C
1. Gaya Pemulih Gaya pemulih dimiliki oleh setiap benda elastis yang terkena gaya sehingga benda elastis tersebut berubah bentuk. Gaya yang timbul pada benda elastis untuk menarik kembali benda yang melekat padanya disebut gaya pemulih. Akibat gaya pemulih tersebut, benda akan melakukan gerak harmonik sederhana. Dengan demikian, pada benda yang melakukan gerak harmonik sederhana bekerja gaya pemulih yang selalu mengarah pada titik kesetimbangan benda. a. Gaya Pemulih pada Pegas Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh karena sifat elastisnya ini, suatu pegas yang diberi gaya tekan atau gaya regang akan kembali ke keadaan setimbangnya mula-mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan. Perhatikan gambar, anggap mula-mula benda berada pada posisi y = 0 sehingga pegas tidak tertekan atau teregang. Posisi seperti ini dinamakan posisi keseimbangan. Ketika benda ditekan ke bawah (y = –) pegas akan menarik benda ke atas, menuju posisi keseimbangan. Sebal...
Dua muatan sejenis yang berdekatan akan mendapat gaya tolak listrik (gaya elektrostatis). Bagaimana halnya dengan inti atom? Walaupun antara proton dan netron ada gaya tarik gravitasi tetapi gaya ini cukup kecil dibanding gaya tolak elektrostatis. Jika tidak ada gaya lain pastilah inti atom akan bercerai-berai. Gaya lain inilah yang kemudian dikenal dengan nama gaya ikat inti dan menimbulkan energi ikat inti . Gaya inti akan tolak-menolak pada jarak yang lebih pendek dari jarak tertentu, hal ini agar nukleon dalam inti tidak menyatu. Mungkin kita dapat mengilustrasikan gaya inti ini sebagai dua buah bola yang dihubungkan dengan sebuah pegas. Pada jarak yang sangat dekat, kedua bola akan saling menolak, tetapi pada jarak yang jauh kedua bola akan saling menarik. Energi ikat inti ini berasal dari massa yang hilang. Adanya gaya ikat inti dan energi ikat inti ini dibuktikan pada kenyataan bahwa massa inti atom ...
Reaksi inti merupakan peristiwa perubahan suatu inti atom sehingga berubah menjadi inti atom lain dengan diserta munculnya energi yang sangat besar. Dalam reaksi inti juga berlaku hukum-hukum Fisika seperti yang terjadi pada peristiwa-peristiwa Fisika yang lainnya antara lain berlaku : kekekalan momentum, hukum kekekalan energi, hukum kekekalan nomor atom, dan hukum kekekalan nomor massa. Sehingga momentum, energi, nomor atom, dan nomor massa inti sebelum reaksi dan sesudah reaksi harus sama. hukum kekekalan nomor atom Dari penjelasan di atas maka pada suatu reaksi inti akan memiliki jumlah nomor atom dan nomor massa sebelum dan sesudah reaksi sama besar. Perhatikan contoh berikut. CONTOH Sebuah partikel a ditembakkan pada inti 7 N 14 . Jika setelah penembakan sebuah proton dapat dibebaskan maka inti apakah yang akan terbentuk! Latihan: Inti atom 7 N 14 ditembaki dengan partikel alfa, sehingga mel...