Langsung ke konten utama

Induktansi Timbal Balik



Gambar (5.9) menunjukkan dua buah kumparan yang saling berdekatan. Apabila hambatan geser R (Rheostat) digeser-geser maka akan menyebabkan arus (dI1/dt) yangmelalui kumparan primer (1) akan berubah. Perubahan arusini akan menyebabkan perubahan fluks  magnetik (d)/dt)pada kumparan primer (1). Akan tetapi perubahan fluksmagnetik ini juga dialami oleh kumparan sekunder (2),sehingga pada kumparan timbul ggl induksi sebesar :

Hal ini juga berlaku untuk sebaliknya, jika pada kumparan sekunder terjadi perubahan arus (dI2 /dt ) maka akan terjadi perubahan fluks magnetik pada kumparan sekunder (d)2/dt), perubahan fluks magnetik ini juga dialami oleh kumparan primer sehingga pada kumparan primer akan terjadi ggl induksi sebesar :

 gambar 5.9
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan arus pada kumparan 1 (primer) akanmenimbulkan ggl induksi pada kumparan 2 ( sekunder) atausebaliknya, peristiwa ini disebut  induksi timbal balik ( induksi silang). Besarnya ggl induksi tergantung pada laju perubahanfluks magnetik atau laju perubahan arus dalam kumparan. Notasi M dalam persamaan (5.14) dan (5.15) tersebut menyatakan  induktansi timbal balik (induktansi silang) antara kumparan primer dan kumparan sekunder yang memiliki satuan henry (H) dan besarnya dapat dinyatakan dalam persamaan :

Apabila fluks magnetik yang ditimbulkan arus sebesar I1 yang mengalir pada kumparan yang terdiri atas N1  lilitan dengan luas penampang bidang kumparan A maka  jika nilai ini disubstitusikan pada persamaan (5.16) akan kita dapatkan :

dengan :
M =  induktansi silang/timbal balik (H)
P0=  permeabilitas ruang hampa/udara
N1=  banyaknya lilitan kumparan 1
N2=  banyaknya lilitan kumparan 2
A =  luas bidang kumparan (m2)
l =  panjang kumparan (m)

Sepasang kumparan/ induktor yang saling berdekatan, apabila pada kumparan pertama terjadi perubahan kuat arus listrik sebesar 10 A/s akan menyebabkan timbulnya ggl induksi pada kumparan kedua sebesar 3 volt, tentukan berapa H besarnya induktansi timbal balik kumparan tersebut!
Penyelesaian :




Postingan populer dari blog ini

Transformasi Lorentz (relativitas Kecepatan)

Pada transformasi Galileo telah dikemukakan bahwa selang waktu pengamatan terhadap suatu peristiwa yang diamati oleh pengamat yang diam dengan pengamat yang relatif bergerak terhadap peristiwa adalah sama ( t = t’ ) . Hal inilah yang menurut Einstein tidak benar, selang waktu pengamatan antara pengamat yang diam dan pengamat yang bergerak relatif adalah tidak sama ( t ≠ t’ ) . Transformasi Lorentz pertama kali dikemukaan oleh Hendrik A. Lorentz, seorang fisikawan dari Belanda   pada tahun 1895. Karena waktu pengamatan oleh pengamat yang diam pada kerangka acuan S dan pengamat yang bergerak pada kerangka acuan S’ hubungan transformasi pada Galileo haruslah mengandung suatu tetapan pengali   yang disebut tetapan transformasi.   Sehingga persamaan yang menyatakan hubungan antara koordinat pada kerangka acuan S dan S’ dituliskan sebagai berikut : Transformasi Lorentz          x’ =   ϒ (x – v.t), y’ = y, z’ = z    dan    t’ ≠ t                   .... (9.6) Kebali

Gaya Pemulih pada Pegas

1.   Gaya Pemulih   Gaya pemulih dimiliki oleh setiap benda elastis yang terkena gaya sehingga benda elastis tersebut berubah bentuk. Gaya yang timbul pada benda elastis untuk menarik kembali benda yang melekat padanya disebut gaya pemulih. Akibat gaya pemulih tersebut, benda akan melakukan gerak harmonik sederhana. Dengan demikian, pada benda yang melakukan gerak harmonik sederhana bekerja gaya pemulih yang selalu mengarah pada titik kesetimbangan benda. a. Gaya Pemulih pada Pegas Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh karena sifat elastisnya ini, suatu pegas yang diberi gaya tekan atau gaya regang akan kembali ke keadaan setimbangnya mula-mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan. Perhatikan gambar, anggap mula-mula benda berada pada posisi y = 0 sehingga pegas tidak tertekan atau teregang. Posisi seperti ini dinamakan posisi keseimbangan. Ketika benda ditekan ke bawah (y = –) pegas akan menarik benda ke atas, menuju posisi keseimbangan. Sebaliknya jik

Teori Kuantum Planck

Perkembangan teori tentang radiasi mengalami perubahan besar  pada saat Planck menyampaikan teorinya tentang radiasi benda hitam. Planck mulai bekerja pada tahun 1900. Planck mulai  mempelajari sifat dasar dari getaran molekul-molekul pada dinding rongga benda hitam. Dari hasil pengamatannya Planck membuat simpulan sebagai berikut. Setiap benda yang mengalami radiasi akan memancarkan energinya secara diskontinu (diskrit) berupa paket-paket energi. Paket-paket energi ini dinamakan kuanta (sekarang dikenal sebagai foton) . Energi setiap foton sebanding dengan frekuensi gelombang radiasi dan dapat dituliskan : E = h f                     dengan  :  E  =  energi foton (joule)                   f   =  frekuensi foton (Hz)                   h  =  tetapan Planck (h = 6,6.10 -34 Js) Jika suatu gelombang elektromegnetik seperti cahaya memiliki banyak foton maka energinya memenuhi hubungan berikut.         E = nhf Persamaan yang sangat berkaitan dengan hubungan di atas adal