Langsung ke konten utama

Konfigurasi Elektron



Konfogurasi elektron adalah cara penyusunan atau pengaturan elektron dalam suatu atom. Pengaturan elektron dimulai dari tingkat energi terendah. Konfigurasi yang matap terdapat pada subkulit yang terisi penuh. Jika subkulit telah terisi penuh, sisa elektron akan  mengisi subkulit selanjutnya. Misalnya, ada satu elektron yang mengisi pada subkulit terluar maka elektron ini cenderung mudah lepas agar atom menjadi stabil. Pelepasan elektron ini dapat terjadi dengan cara berkaitan dengan atom lain. Contohnya, mari kita lihat atom Na yang memiliki konfigurasi


Beberapa hal yang perlu kita jadikan pegangan dalam menentukan konfigurasi elektron antara lain sebagai berikut.
a. Aturan Aufbau
Penempatan elektron dimulai dari subkulit yang memiliki tingkat energi yang paling rendah sampai penuh. Setelah itu, dilanjutkan dengan subkulit yang tingkat energinya lebih tinggi dan seterusnya sesuai dengan jumlah elektron yang ada. Perhatikan hubungan bilangan kuantum utama (n) dengan bilangan kuantum azimut (l) yaitu sebagai berikut.
Urutan tingkat energi sesuai dengan urutan arah panah 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 5s, 4d, 5p, 6s.



Perhatikan cara penulisan konfigurasi elektron berikut:
7N : 1s2 2s2 2p3
12Mg : 1s2 2s2 2p6 3s2
27Co : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d7
Cara penulisan ini terlalu panjang sehingga dilakukan penyingkatan berdasarkan konfigurasi gas mulia, yaitu:
2 He  : 1s2
10Ne : 1s2 2s2 2p6
18 Ar : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Dengan demikian konfigurasi elektron di atas disingkat sebagai berikut.
7N : (He) 2s2 2p3
12Mg : (Ne) 3s2
27Co : (Ar) 4s2 3d7

b. Kaidah Hund
Penempatan elektron pada orbital-orbital  p,  d,  f  yang memiliki tingkat energi yang sama (pada subkulit yang sama), masing-masing diisi dengan satu elektron terlebih  dahulu dengan arah spin yang sama, kemudian diisi dengan  elektron berikutnya dengan arah yang berlawanan.
Contoh
p2 = px1 py1 pz0 atau   

 bukan
↑↓



p4 = px2 py1 pz1 atau  
↑↓
 bukan
↑↓
↑↓


c. Prinsip Larangan Pauli
Pada tahun 1925 Wolfgang Pauli merumuskan keadaan elektron yang dikenal dengan  prinsip larangan Pauli. Pauli menyatakan bahwa  tidak ada dua buah elektron dalam suatu atom yang mempunyai empat bilangan kuantum yang sama. Konsekuensi prinsip larangan Pauli terhadap struktur atom adalah:
1) jumlah maksimum elektron pada bilangan kuantum utama n adalah  2n2
2) jumlah maksimum bilangan kuantum orbital l adalah 2(2l + 1)
Tabel berikut ini adalah contoh susunan elektron dalam atom berdasarkan prinsip di atas.












Postingan populer dari blog ini

Gaya Magnetik di Antara Dua Kawat Sejajar Berarus

Di sekitar kawat berarus timbul induksi magnet. Apa yang akan terjadi jika kawat berarus lain didekatkan  kawat pertama? Keadaan ini berarti ada dua kawat   sejajar. Kawat kedua berada dalam induksi magnet kawat pertama, sehingga akan terjadi gaya Lorentz. Begitu juga pada kawat kedua akan menimbulkan gaya Lorentz pada kawat pertama. Gaya itu sama besar dan memenuhi persamaan berikut.       CONTOH 5.5 Diketahui dua buah kawat sejajar dialiri arus I 1 = 10 A dan I 2 = 20 A dengan arah berlawanan dan berjarak 10 cm. Tentukan gaya Lorentz yang dirasakan oleh kawat I 2 sepanjang 20 cm karena pengaruh I 1 ! Penyelesaian I1 =  10 A I2 =  20 A a  =  10 cm l = 20 cm = 0,2 m Gaya Lorentz I 2 oleh I 1 adalah : F = 4.10 -4 . 0,2 = 0,8 .10 -4 N LATIHAN 5.5 Dua kawat sejajar lurus panjang berjarak 20 cm satu sama lain. Kedua kawat dialiri arus masing-masing I 1 = 10A dan I 2 = 20 A dengan arah berlawanan. Tentukan arah dan besar gaya Lorentz yang di

Transformasi Lorentz (relativitas Kecepatan)

Pada transformasi Galileo telah dikemukakan bahwa selang waktu pengamatan terhadap suatu peristiwa yang diamati oleh pengamat yang diam dengan pengamat yang relatif bergerak terhadap peristiwa adalah sama ( t = t’ ) . Hal inilah yang menurut Einstein tidak benar, selang waktu pengamatan antara pengamat yang diam dan pengamat yang bergerak relatif adalah tidak sama ( t ≠ t’ ) . Transformasi Lorentz pertama kali dikemukaan oleh Hendrik A. Lorentz, seorang fisikawan dari Belanda   pada tahun 1895. Karena waktu pengamatan oleh pengamat yang diam pada kerangka acuan S dan pengamat yang bergerak pada kerangka acuan S’ hubungan transformasi pada Galileo haruslah mengandung suatu tetapan pengali   yang disebut tetapan transformasi.   Sehingga persamaan yang menyatakan hubungan antara koordinat pada kerangka acuan S dan S’ dituliskan sebagai berikut : Transformasi Lorentz          x’ =   ϒ (x – v.t), y’ = y, z’ = z    dan    t’ ≠ t                   .... (9.6) Kebali

Listrik Dinamis

LINK FISIKA || HOME || ARUS LISTRIK || BEDA POTENSIAL || HUKUM OHM || HAMBATAN LISTRIK || HUKUM KIRCHOFF || RANGKAIAN HAMBATAN || DAYA LISTRIK || PENGHEMATAN ENERGI ||