Langsung ke konten utama

Relativitas Newton



Teori relativitas berkaitan dengan peristiwa yang diamati dan diukur dari kerangka acuan inersial, yakni kerangka acuan di mana Hukum Pertama Newton berlaku. Hukum Pertama Newton tentang gerak menyatakan bahwa sebuah benda akan diam atau bergerak dengan kecepatan tetap jika resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kerangka acuan inersial adalah kerangka acuan diam atau bergerak dengan kecepatan tetap relatif terhadap suatu kerangka acuan lainnya.
Untuk memahami teori relativitas Newton, perhatikan Gambar 8.1. Dua buah mobil sedang bergerak searah pada garis lurus yang sama masing-masing dengan kecepatan v dan v2 relatif terhadap titik A di tanah (kerangka acuan diam). Berapakah kecepatan mobil kedua relatif terhadap mobil pertama (v21)? Pertanyaan ini mengandung makna bahwa mobil pertama dijadikan kerangka acuan juga, tetapi bergerak. Misalnya, pada t = 0 kedua mobil berada di A. Kemudian, pada saat t jarak yang ditempuh kedua mobil masing-masing s1 = v1 t dan s2 = v2t. Jarak mobil kedua terhadap mobil pertama adalah s21 = s2 - s1 = (v2 – v1)t

 

Gambar 8.1

Dengan demikian, kecepatan mobil kedua relatif terhadap mobil pertama adalah
............ Persamaan (8-1)
Persamaan (8-1)dikenal dengan penjumlahan kecepatan menurut teori Relativitas Newton.

Dari Persamaan (8-1), jika kecepatan mobil kedua (v2) berubah terhadap waktu, sedangkan kecepatan mobil pertama (v1 ) tetap, percepatan mobil kedua terhadap mobil pertama adalah
  .......... Persamaan (8-2)

Persamaan (8-2) menunjukkan bahwa percepatan mobil kedua relatif terhadap mobil pertama sama dengan percepatan mobil kedua terhadap titik A. Oleh karena titik A merupakan kerangka acuan diam dan mobil pertama merupakan kerangka acuan bergerak dengan kecepatan tetap, dapat dikatakan bahwa percepatan benda pada kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap sama dengan percepatan benda pada kerangka acuan diam.
Selanjutnya, dari Persamaan (8-2) diperoleh m a21 = m a2 atau F21 = Fr Hal ini menunjukkan bahwa gaya yang bekerja pada benda dalam kerangka acuan bergerak dengan kecepatan tetap (F21) sama dengan gaya yang bekerja pada benda dalam kerangka acuan diam (F2). Dengan kata lain, hukum-hukum Newton berlaku sama pada kerangka acuan inersial. Dengan cara yang sama, persamaan-persamaan Fisika lainnya dapat dibuktikan memenuhi prinsip relativitas. Keadaan seperti ini disebut relativitas Newton.
Samanya hukum-hukum mekanika pada semua kerangka inersial menunjukkan bahwa tidak ada satu pun kerangka inersial yang khusus.
Dapat disimpulkan bahwa semua kerangka inersial adalah sama untuk semua fenomena mekanik. Tidak ada satu pun kerangka inersial yang lebih baik dari kerangka inersial lainnya. Ketika Anda katakan sebuah mobil bergerak relatif terhadap pohon di pinggir jalan, tidak ada bedanya apabila Anda katakan pohon di pinggir jalan bergerak relatif terhadap mobil. Mana yang bergerak dan mana yang diam menjadi relatif. Tidak ada kerangka acuan yang diam mutlak, semuanya relatif.
Akan tetapi, permasalahan muncul ketika ditemukan bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik. Maxwell memprediksi dengan tepat kelajuan cahaya di ruang hampa sama dengan kelajuan cahaya yang terukur oleh Hertz delapan tahun setelah kematian Maxwell, yakni c = 3 x 108 m/s. Pertanyaannya adalah, terhadap kerangka acuan apakah kecepatan cahaya ini diukur? Penerapan teori relativitas Newton akan memberikan kesimpulan bahwa kelajuan cahaya berbeda pada kerangka acuan yang satu dan kerangka acuan lainnya. Sebagai contoh, kelajuan cahaya relatif terhadap pengamat yang bergerak dengan kelajuan 0,5c searah gerak cahaya adalah c - 0,5c = 0,5c. Tetapi, persamaan Maxwell tidak dapat dibuktikan memenuhi teori relativitas. Kelajuan cahaya haruslah tetap c. Hal ini mengindikasikan bahwa ada kerangka acuan yang khusus berlaku untuk cahaya.




Postingan populer dari blog ini

Transformasi Lorentz (relativitas Kecepatan)

Pada transformasi Galileo telah dikemukakan bahwa selang waktu pengamatan terhadap suatu peristiwa yang diamati oleh pengamat yang diam dengan pengamat yang relatif bergerak terhadap peristiwa adalah sama ( t = t’ ) . Hal inilah yang menurut Einstein tidak benar, selang waktu pengamatan antara pengamat yang diam dan pengamat yang bergerak relatif adalah tidak sama ( t ≠ t’ ) . Transformasi Lorentz pertama kali dikemukaan oleh Hendrik A. Lorentz, seorang fisikawan dari Belanda   pada tahun 1895. Karena waktu pengamatan oleh pengamat yang diam pada kerangka acuan S dan pengamat yang bergerak pada kerangka acuan S’ hubungan transformasi pada Galileo haruslah mengandung suatu tetapan pengali   yang disebut tetapan transformasi.   Sehingga persamaan yang menyatakan hubungan antara koordinat pada kerangka acuan S dan S’ dituliskan sebagai berikut : Transformasi Lorentz          x’ =   ϒ (x – v.t), y’ = y, z’ = z    dan    t’ ≠ t                   .... (9.6) Kebali

Gaya Pemulih pada Pegas

1.   Gaya Pemulih   Gaya pemulih dimiliki oleh setiap benda elastis yang terkena gaya sehingga benda elastis tersebut berubah bentuk. Gaya yang timbul pada benda elastis untuk menarik kembali benda yang melekat padanya disebut gaya pemulih. Akibat gaya pemulih tersebut, benda akan melakukan gerak harmonik sederhana. Dengan demikian, pada benda yang melakukan gerak harmonik sederhana bekerja gaya pemulih yang selalu mengarah pada titik kesetimbangan benda. a. Gaya Pemulih pada Pegas Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh karena sifat elastisnya ini, suatu pegas yang diberi gaya tekan atau gaya regang akan kembali ke keadaan setimbangnya mula-mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan. Perhatikan gambar, anggap mula-mula benda berada pada posisi y = 0 sehingga pegas tidak tertekan atau teregang. Posisi seperti ini dinamakan posisi keseimbangan. Ketika benda ditekan ke bawah (y = –) pegas akan menarik benda ke atas, menuju posisi keseimbangan. Sebaliknya jik

Teori Kuantum Planck

Perkembangan teori tentang radiasi mengalami perubahan besar  pada saat Planck menyampaikan teorinya tentang radiasi benda hitam. Planck mulai bekerja pada tahun 1900. Planck mulai  mempelajari sifat dasar dari getaran molekul-molekul pada dinding rongga benda hitam. Dari hasil pengamatannya Planck membuat simpulan sebagai berikut. Setiap benda yang mengalami radiasi akan memancarkan energinya secara diskontinu (diskrit) berupa paket-paket energi. Paket-paket energi ini dinamakan kuanta (sekarang dikenal sebagai foton) . Energi setiap foton sebanding dengan frekuensi gelombang radiasi dan dapat dituliskan : E = h f                     dengan  :  E  =  energi foton (joule)                   f   =  frekuensi foton (Hz)                   h  =  tetapan Planck (h = 6,6.10 -34 Js) Jika suatu gelombang elektromegnetik seperti cahaya memiliki banyak foton maka energinya memenuhi hubungan berikut.         E = nhf Persamaan yang sangat berkaitan dengan hubungan di atas adal