Langsung ke konten utama

Transformasi Lorentz (relativitas Kecepatan)


Pada transformasi Galileo telah dikemukakan bahwa selang waktu pengamatan terhadap suatu peristiwa yang diamati oleh pengamat yang diam dengan pengamat yang relatif bergerak terhadap peristiwa adalah sama(t = t’). Hal inilah yang menurut Einstein tidak benar, selang waktu pengamatan antara pengamat yang diam dan pengamat yang bergerak relatif adalah tidak sama (t t’). Transformasi Lorentz pertama kali dikemukaan oleh Hendrik A. Lorentz, seorang fisikawan dari Belanda  pada tahun 1895.
Karena waktu pengamatan oleh pengamat yang diam pada kerangka acuan S dan pengamat yang bergerak pada kerangka acuan S’ hubungan transformasi pada Galileo haruslah mengandung suatu tetapan pengali  yang disebut tetapan transformasi.  Sehingga persamaan yang menyatakan hubungan antara koordinat pada kerangka acuan S dan S’ dituliskan sebagai berikut :




Transformasi Lorentz
         x’ =  ϒ(x – v.t), y’ = y, z’ = z   dan   t’ t                  .... (9.6)
Kebalikan transformasi Lorentz
                  x  = ϒ (x’ + v.t’), y = y’,    z  = z’ dan  t’ t        .... (9.7)
Faktor pada kedua persamaan  di atas adalah sama, karena tidak ada perbedaan antara kerangka S dan S’ dan tidak ada perbedaan antara koordinat y,y’ dan z,z’.  Hal ini dikarenakan kerangka acuan S bergerak ke arah sumbu  x positif pada kerangka S dengan kecepatan tetap sebesar v1, yang berbeda adalah t dan t’, perbedaan ini dapat kita lihat jika kita mensubstitusikan persamaan x’ ke dalam perasamaan x sehingga kita dapatkan:










       .... (9.10)

di mana J adalah tetapan transformasi.
Misalkan kecepatan Hasan berjalan terhadap kerangka acuan S’ diganti dengan cahaya yaitu v’  =  c, maka menurut postulat Einstein yang kedua  menyatakan bahwa pengamat pada kerangka acuan S akan mendapatkan  v =  c, maka didapatkan bahwa :
                           x = c.t     .... (9.11)
dan
                          x’ = c.t’  ....  (9.12)
Bila nilai x’ dan t’ dimasukkan pada persamaan (9.12)   didapat-
kan :
Berdasarkan persamaan ini bila yang  mengandung nilai  x dijadikan satu pada ruas kiri didapat :

Karena nilai x = c.t maka
 .... (9.13)
Sehingga transformasi Lorentz dituliskan menjadi :
.... (9.14)
Kebalikan transformasi Lorentz dapat dituliskan menjadi :
   .... (9.15)
Maka transformasi Lorentz untuk kecepatan benda yang bergerak dapat dinyatakan :
.... (9.16)
Secara analog persamaan transformasi Lorentz balik untuk kecepatan dapat dituliskan :
      .... (9.17)
Persamaan (9.16) dan (9.17) merupakan penjumlahan kecepatan transformasi Lorentz yang kemudian dikenal denganpenjumlahan kecepatan menurut teori relativitas Einstein. Persamaan tersebut di atas merupakan rumus kecepatan benda yang diamati oleh pengamat yang diam yang disebut rumus penambahan kecepatan relativistik yang sesuai dengan teori relativitas Einstein.

  1. Bila vx’ = 0 maka  vx = v ini cocok dengan kejadian dalam kehidupan kita, jika penumpang kereta api diam kecepatan penumpang terhadap tanah sama dengan kecepatan kereta api terhadap tanah.
  2. Bila  v = 0 maka  vx = vx’  hal ini juga sesuai yang kita harapkan, yaitu jika kereta api diam, maka kecepatan penumpang terhadap tanah sama dengan kecepatan penumpang terhadap kereta api.
  3. Bila v dan vx’  sangat kecil dibandingkan kecepatan cahaya maka vx = vx’  + v hal ini sesuai dengan rumus kecepatan dalam transformasi Galileo.
  4. Bila vx’  = c dan v = c maka diperoleh nilai vx = c, hal ini sesuai dengan postulat Einstein yang kedua.



Ternyata rumus pertambahan kecepatan relativistik yang diturunkan dari transformasi Lorentz tidak bertentangan dengan kecepatan relativistik.

Contoh Soal
Sebuah pesawat tempur yang bergerak dengan kecepatan 0,8 c relatif terhadap bumi menembakkan roket dengan kecepatan  0,6 c. Berapakah kecepatan roket tersebut menurut pengamat yang diam di bumi?
Penyelesaian :
Diketahui : v = 0,8 c
vx’= 0,6 c
Ditanyakan : vx =?

Soal Latihan
1. Dua buah pesawat A dan B bergerak saling mendekati bumi dari arah yang berlawanan dengan kecepatan masing- masing 0,6c dan 0,8c relatif terhadap bumi. Berapakah kecepatan pesawat A menurut pilot pesawat B?
2. Dua buah pesawat A dan B bergerak dalam arah yang sama dengan kecepatan masing-masing 0,4 c dan 0,6c relatif terhadap bumi. Berapakah kecepatan :
a. pesawat B menurut pilot di pesawat A?

Postingan populer dari blog ini

Gaya Pemulih pada Pegas

1.   Gaya Pemulih   Gaya pemulih dimiliki oleh setiap benda elastis yang terkena gaya sehingga benda elastis tersebut berubah bentuk. Gaya yang timbul pada benda elastis untuk menarik kembali benda yang melekat padanya disebut gaya pemulih. Akibat gaya pemulih tersebut, benda akan melakukan gerak harmonik sederhana. Dengan demikian, pada benda yang melakukan gerak harmonik sederhana bekerja gaya pemulih yang selalu mengarah pada titik kesetimbangan benda. a. Gaya Pemulih pada Pegas Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh karena sifat elastisnya ini, suatu pegas yang diberi gaya tekan atau gaya regang akan kembali ke keadaan setimbangnya mula-mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan. Perhatikan gambar, anggap mula-mula benda berada pada posisi y = 0 sehingga pegas tidak tertekan atau teregang. Posisi seperti ini dinamakan posisi keseimbangan. Ketika benda ditekan ke bawah (y = –) pegas akan menarik benda ke atas, menuju posisi keseimbangan. Sebaliknya jik

Teori Kuantum Planck

Perkembangan teori tentang radiasi mengalami perubahan besar  pada saat Planck menyampaikan teorinya tentang radiasi benda hitam. Planck mulai bekerja pada tahun 1900. Planck mulai  mempelajari sifat dasar dari getaran molekul-molekul pada dinding rongga benda hitam. Dari hasil pengamatannya Planck membuat simpulan sebagai berikut. Setiap benda yang mengalami radiasi akan memancarkan energinya secara diskontinu (diskrit) berupa paket-paket energi. Paket-paket energi ini dinamakan kuanta (sekarang dikenal sebagai foton) . Energi setiap foton sebanding dengan frekuensi gelombang radiasi dan dapat dituliskan : E = h f                     dengan  :  E  =  energi foton (joule)                   f   =  frekuensi foton (Hz)                   h  =  tetapan Planck (h = 6,6.10 -34 Js) Jika suatu gelombang elektromegnetik seperti cahaya memiliki banyak foton maka energinya memenuhi hubungan berikut.         E = nhf Persamaan yang sangat berkaitan dengan hubungan di atas adal